Kemudian, kerusakan lainnya adalah sarana dan prasarana medis yakni adalah sumber listrik yang perlu diperbaiki segera. Dimana sumber listrik di RS Indonesia berasal dari panel dan generator yang tergantung akan bahan bakar.
"WHO berjanji setiap dua minggu sekali dan tergantung situasi dan jumlahnya belum cukup," katanya.
"Prioritas perbaikan saat ini, kalau bisa tidak sampai cease fire. RS tetap berfungsi kita tetap melakukan tindakan operasi walaupun lampu mati, operasi dilanjutkan dengan senter hp seperti itulah situasi nya," sambungnya.
Selain itu, ada juga perbaikan pada alat-alat medis serta alat penunjang RS. Serta, masalah pegawai di sini (palestina) yang hingga ini bekerja secara sukarela tanpa dibayar.
"Itu 80 persentase itu tidak dibayar atau mungkin belum dibayar. jadi kebanyakan mereka itu voulenteer. jadi nggak jelas dibayarnya pakai apa. jadi termasuk salah satu yang kalau ini berkepanjangan bisa menimbulkan masalah dan itu juga harus dipikirkan bagaimana ke depan," pungkasnya.
(Awaludin)