Kasus Kematian Dokter Aulia, Menkes: Bullying di Undip Sudah Puluhan Tahun, Ada Pelecehan Seksual Juga!

Indira Arri, Jurnalis
Senin 02 September 2024 17:24 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin/Okezone
Share :

DENPASAR - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, praktik-praktik perundungan (bullying) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, terjadi sejak lama. Dia pun menyesalkan kasus perundungan Dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Undip yang meninggal bunuh diri.

Hal itu diutarakanya setelah meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Kota Denpasar, Bali, Senin, (2/9/2024).

"Perundungan ini sudah puluhan tahun, tidak pernah bisa diselesaikan secara tuntas, karena memang kurang komitmen dari para stakeholder. Saya sendiri sejak menjabat ini kali ketiga (perundungan)," ujarnya.

Menurut Menkes Budi Gunadi, anggapan bahwa perundungan dapat menghasilkan tenaga kerja yang tangguh adalah tidak benar.

"Saya meminta agar ini dihilangkan, banyak profesi-profesi lain yang perlu tangguh. (perundungan) selalu dibilang biar tangguh. TNI dan Polri juga kurang tangguh apa ya? Pilot juga fisik harus tangguh dan mereka bisa dilatih tanpa perundungan," terangnya.

Oleh karena itu, kasus perundungan yang dilakukan di Undip sudah keterlaluan. Sebab, korban selain dirundung secara fisik dan mental juga dimintai uang yang cukup besar.

"Perundungan ini sudah keterlaluan dan itu benar-benar dirundung secara fisik dan mental. Kemudian ada sexual harrasment juga, diminta uang juga, menurut saya sudah keterlaluan dan puncaknya pada saat kemarin akhirnya ada yang tidak tahan, akibatnya meninggal," ujarnya.

"Dan sudah saatnya praktik-praktik seperti ini tidak ada lagi di dunia pendidikan apalagi di dokter spesialis kita,"pungkasnya.

Sekadar diketahui, kasus Dokter Aulia Risma Lestari yang nekat mengakhiri hidup karena aksi perundungan, masih menjadi sorotan dan terus diusut. Kini kasus tersebut menguak fakta baru.

Jubir Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril Sp. P, MPH membagikan update proses investigasi dugaan bunuh diri yang dilakukan dokter Aulia. Dalam proses investigasi, ditemukan mental dokter Aulia yang merasa stres karena dipalak hingga Rp40 juta untuk memenuhi kebutuhan senior

 

.

“Kami menemukan adanya dugaan permintaan uang diluar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp 20 – Rp 40 juta per bulan,” ujar dr Syahril dalam keterangan resminya, Minggu 1 September 2024.

Menurut kesaksian, almarhun dr. Aulia ditunjuk sebagai saksi bendara angkatan yang bertugas menerima pungutan dari teman seangkatannya. Selain itu dia menyalurkan uang tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan non-akademik antara lain, membiayai penulis lepas untuk membuat naskah akademik senior, menggaji OB, dan berbagai kebutuhan senior lainnya.

“Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu,” kata dr Syahril.

Saat ini, bukti dan kesaksian akan adanya permintaan uang di luar biaya pendidikan ini sudah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dapat diproses lebih lanjut.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya