TEHERAN – Presiden Masoud Pezeshkian mengungkapkan keinginannya untuk memindahkan ibu kota Iran dari Teheran ke kota yang lebih dekat dengan pantai selatan negara itu. Langkah ini, menurut Pezeshkian berkaitan dengan kondisi dari Teheran sendiri.
Dalam pidato pada Sabtu, (7/9/2024), Pezeshkian, yang mulai menjabat pada Juli, menyatakan bahwa tidak ada gunanya untuk terus mengembangkan Teheran karena banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh kota tersebut. Teheran saat ini dilanda oleh "kekurangan air, penurunan tanah, dan polusi udara," di antara hal-hal lainnya, ujarnya seperti dikutip Javan Online.
"Teheran sebagai ibu kota negara menghadapi masalah yang tidak dapat kami selesaikan," kata Pezeshkian mengakui. Ia mengatakan bahwa jalan keluar terbaik adalah "memindahkan pusat politik dan ekonomi negara tersebut."
Hanya memberi tahu penduduk bahwa mereka harus pindah dari Teheran tidak akan berhasil. dan pemerintah "harus pergi sendiri terlebih dahulu sehingga rakyat akan mengikuti kami," kata Pezeshkian.
Ada pula alasan ekonomi untuk mencari ibu kota baru yang lebih dekat dengan Teluk Persia, yang dilalui rute perdagangan utama, tegasnya.
"Pembangunan negara lebih lanjut tidak mungkin dilakukan jika tren saat ini terus berlanjut, ketika kita membawa sumber daya dari selatan negara dan laut ke pusat, mengubahnya menjadi produk di sana, dan mengirimkannya kembali ke selatan untuk diekspor," kata sang presiden sebagaimana dilansir RT.
Kondisi seperti itu “sangat melemahkan dan mengurangi daya saing kita, dan kita tidak punya pilihan lain selain memindahkan pusat ekonomi dan politik negara ke selatan dan lebih dekat ke laut,” tegasnya.