"IC-V82 adalah radio genggam yang diproduksi dan diekspor, termasuk ke Timur Tengah, dari tahun 2004 hingga Oktober 2014. Produksinya dihentikan sekitar 10 tahun lalu, dan sejak itu, tidak ada lagi yang dikirim dari perusahaan kami," kata Icom dalam sebuah pernyataan.
"Produksi baterai yang dibutuhkan untuk mengoperasikan unit utama juga telah dihentikan, dan segel hologram untuk membedakan produk palsu tidak dipasang, jadi tidak mungkin untuk memastikan apakah produk tersebut dikirim dari perusahaan kami,” lanjutnya.
Icom menambahkan bahwa semua radionya diproduksi di pabrik yang sama di Jepang, dan hanya menjual produk untuk pasar luar negeri melalui distributor resmi.
Sebelumnya, seorang eksekutif penjualan di anak perusahaan Icom di AS mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa perangkat radio yang meledak di Lebanon tampaknya merupakan produk tiruan yang tidak dibuat oleh perusahaan tersebut. Dia juga menambahkan bahwa mudah untuk menemukan versi palsu secara daring.
Perangkat tersebut disukai oleh operator radio amatir dan untuk digunakan dalam komunikasi sosial atau darurat, termasuk oleh orang-orang yang melacak tornado atau badai.
(Susi Susanti)