JAKARTA - Awan asap tebal membubung dari ibu kota Lebanon Beirut setelah beberapa ledakan yang disebabkan oleh serangkaian serangan tentara Israel, IDF di Ibu Kota Lebanon pada hari Jumat.
Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa serangan tersebut meratakan enam bangunan di daerah tersebut.
Dikutip dari Kuwait Times, IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menargetkan komando pusat Hizbullah dalam serangan tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan militer untuk terus bertempur dengan kekuatan penuh melawan kelompok bersenjata Hizbullah. Perintah serangan ini terjadi meskipun ada seruan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya untuk gencatan senjata.
Kekhawatiran akan perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah meningkat, setelah peningkatan dramatis dalam serangan Israel terhadap Lebanon sejak Senin (23/9/2024).
Peningkatan permusuhan mendorong blok yang terdiri dari 12 negara termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa (UE) untuk mengusulkan gencatan senjata selama tiga minggu antara Israel dan Hizbullah pada Rabu (25/9/2024).
Usulan tersebut awalnya disambut dengan harapan setelah duta besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon, mengatakan negaranya terbuka terhadap ide-ide.
Namun pada Kamis (26/9/2024) usulan tersebut telah ditolak mentah-mentah oleh politisi Israel.
(Khafid Mardiyansyah)