Dikatakan bahwa selama pertemuan tersebut, Dubes Ma Jia menegaskan kembali komitmen negaranya untuk menjalankan kerja sama militer dengan Myanmar. Baik Wang Yi maupun Ma Jia dalam pertemuan mereka dengan otoritas junta juga menawarkan bantuan Beijing dalam menyelenggarakan pemilihan umum di Myanmar tahun depan.
Junta Myanmar, yang saat ini berada dalam posisi kurang menguntungkan, ingin menyelenggarakan pemilu dengan melibatkan semua kelompok pemberontak. Namun, NUG dan semua kelompok pemberontak utama, termasuk PDF, telah menolak tawaran ini, dengan mengatakan bahwa di bawah rezim junta tidak akan ada pemungutan suara yang bebas dan adil.
Penentangan ini telah memicu kegugupan di China karena khawatir para pemberontak, yang termotivasi oleh kemenangan demi kemenangan dalam pertempuran melawan militer Myanmar, dapat dengan mudah mengalahkan junta serta menguasai negara Asia Tenggara tersebut.
(Rahman Asmardika)