BEIRUT - Dua pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terluka oleh serangan Israel di dekat menara pengawas mereka di Lebanon selatan pada Jumat (11/10/2024). Ledakan mengguncang pangkalan utama pasukan penjaga perdamaian di daerah tersebut untuk kedua kalinya dalam 48 jam saat pasukan Israel memerangi Hizbullah.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan negara-negara Barat mengutuk serangan tersebut. Pasukan UNIFIL menyebutnya sebagai perkembangan serius dan mengatakan keamanan personel dan properti PBB harus dijamin.
Prancis memanggil duta besar Israel, dan mengeluarkan pernyataan dengan Italia dan Spanyol yang menyebut serangan tersebut tidak dapat dibenarkan. Presiden AS Joe Biden mengatakan dia meminta Israel untuk tidak menyerang pasukan UNIFIL. Rusia mengatakan sangat marah dan menuntut Israel menahan diri dari tindakan permusuhan terhadap pasukan penjaga perdamaian.
Di Gaza, petugas medis mengatakan kepada Reuters sedikitnya 13 warga Palestina tewas pada Jumat (11/10/2024) malam akibat serangan Israel di sebuah rumah di Jabalia, tempat Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) yang mengatakan ribuan orang terjebak seminggu setelah Israel melancarkan serangan di sana untuk menghentikan militan Hamas berkumpul kembali.
Militer Israel mengatakan sirene serangan udara berbunyi di Israel tengah dan dua pesawat nirawak terdeteksi dari Lebanon pada Jumat (11/10/2024) malam. Israel dilaporkan berhasil mencegat satu pesawat nirawak tetapi satu bangunan di Herzliya mengalami beberapa kerusakan. Tidak ada korban yang dilaporkan.
Militer Israel mengatakan dua pasukan penjaga perdamaian terluka oleh tembakan Israel saat terlibat dengan Hizbullah dan menyatakan kekhawatiran yang mendalam. Israel mengklaim mereka telah diperingatkan beberapa jam sebelumnya untuk berlindung. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan keduanya berasal dari Sri Lanka.
Sebuah pernyataan Hizbullah pada Jumat (11/10/2024) malam mengatakan militer Israel telah gagal dalam upayanya untuk maju ke Lebanon selatan dan menghadapi perlawanan signifikan yang mengakibatkan kerugian besar bagi Israel.
Dilaporkan bahwa tentara Israel menggunakan rumah-rumah pemukim di beberapa kota Israel utara sebagai titik kumpul dan Hizbullah menganggap mereka sebagai target. Ia memperingatkan para pemukim agar tidak tinggal di sana.
Konflik antara Israel dan militan Hizbullah meletus satu tahun lalu ketika kelompok yang didukung Iran itu mulai meluncurkan roket ke Israel utara untuk mendukung Hamas, pada awal perang Gaza.
Konflik semakin memanas dalam beberapa minggu terakhir, dengan Israel mengebom Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut, dan Lembah Bekaa, menewaskan banyak pemimpin tinggi Hizbullah, dan mengirim pasukan darat melintasi perbatasan. Hizbullah sendiri telah menembakkan roket lebih dalam ke Israel.
(Susi Susanti)