JAKARTA - Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) optimistis bahwa program kredit masyarakat ekonomi sejahtera (Kredit Mesra), yang telah dia inisiasi di Jawa Barat bisa direplikasi di Jakarta.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu yakin program kredit tanpa agunan ini bisa membalikkan kehidupan golongan rentan menjadi sejahtera, dan dapat membebaskan rakyat dari jeratan pinjaman online (pinjol).
"Lebih dari 90 persen usaha di Jakarta itu UMKM dan semangat entrepreneurship di Jakarta ini tinggi sekali. Setiap kali blusukan, saya tanya siapa yang mau usaha, yang antusias angkat tangan itu banyak banget," kata RK kepada wartawan, Kamis (21/11/2024).
"Jadi mengurus usaha-usaha kecil ini menjadi paling solutif untuk mengangkat harkat martabat warga Jakarta," sambungnya.
Kredit mesra itu, kata RK, akan menyasar warga yang unbankable, karena mereka tidak punya aset untuk dijadikan agunan.
"Perbankan kita tidak bisa memberi pinjaman ke kelompok ini, sehingga mereka lari ke pinjol. Kenapa? Karena pinjol dan rentenir keliling tidak mensyaratkan agunan, tapi bunganya ampun-ampun sampai puluhan persen," katanya.
Kredit mesra merupakan skema pinjaman produktif yang disalurkan pihak lembaga keuangan ke sebuah kelompok, tanpa mensyaratkan agunan. Pengalaman di Jawa Barat menunjukkan para peminjam disiplin mengangsur dengan tingkat non-performing loan (NPL) yang nyaris nihil. Kuncinya ada di bonding antar anggota di kelompok tersebut, kata Ridwan Kamil.
"Satu kelompok ada 5 orang, kalau 1 bermasalah, 4 bermusyawarah. NPL nyaris nol," katanya.
Jika terpilih menjadi gubernur Jakarta, Ridwan Kamil akan mereplikasi kesuksesan Kredit Mesra di Jakarta, memberikan pinjaman “dari Rp.500 ribu untuk starling (‘starbuck keliling’) sampai Rp.10 juta untuk warung bakso.”
Setelah membuka akses permodalan, Ridwan Kamil juga merancang kegiatan car free night untuk semakin menghidupkan aktivitas UMKM. Ia juga spesifik menyebut Gen Z.
"Kalau car free day itu lebih digunakan untuk olahraga, car free night ini pasar malam. Diadakan di seluruh 44 kecamatan di Jakarta setiap bulannya," katanya.
"Gen Z ini seringkali terjepit. Enggak masuk kelompok rentan, tapi juga bukan yang atas. Jadi kita target buka 1 juta lapangan pekerjaan, 600 ribu di sektor formal, ini Gen Z masuk ke sini. Kemudian 300 ribu informal dan 100 ribu lapangan kerja padat karya," pungkasnya.
(Awaludin)