“Sedangkan saat tidak terjadi erupsi, aktivitas hanya berupa hembusan gas di dasar kawah. Erupsi pada tahun 2015 merupakan perselingan antara erupsi eksplosif (strombolian) dengan efusif yang berupa aliran lava. Sebagai hasilnya terbentuk kerucut sinder di dalam kawah serta aliran-aliran lava yang membanjiri dasar kawah. Erupsi terakhir pada Juli 2022 menghasilkan kolom erupsi setinggi 1500 m dari atas puncak,” ujarnya.
Wafid mengimbau sehubungan dengan peningkatan kegempaan Gunung Raung, masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Raung.
(Khafid Mardiyansyah)