Kisah Penyerangan Pasukan Belanda di Minahasa: Pertempuran Hidup Mati pada 1809

Avirista Midaada, Jurnalis
Minggu 05 Januari 2025 10:50 WIB
Kisah penerangan pasukan Belanda di Minahasa (Foto: Ilustrasi/Wikipedia)
Share :

BELANDA menyerang balik Minahasa yang sempat mengalahkan dua kali pada pertempuran. Serangan masif dilakukan oleh Martinus Balfour, komando pasukan yang menggantikan Letnan Herder, yang mengalami kekalahan telak atas rakyat Minahasa.

Pasukan Belanda memutuskan melakukan persiapan matang untuk menyerang Tondano. Akhirnya setelah perhitungan sekian lama, serangan dilakukan pada dini hari, 5 Agustus 1809. Sasaran utamanya berupa tempat berada kanon-kanon, yang telah diketahui.

Kemudian pasukan Belanda bergerak maju ke Minawanua, memasuki, dan membakar perkampungannya. Dengan kekuatan yang tersisa, benteng Moraya melakukan perlawanan terakhirnya. Tembakan meriam sebagai pelindung pendaratan dan gerak maju pasukan, menandai mulainya pertempuran. 

Pasukan Minawanua bersiap bertempur menghadapi Belanda. Pertempuran empat hari itu serangan pasukan Belanda datang bergelombang seolah-olah tiada putusnya. Dikisahkan pada buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia", Benteng Moraya dan Papal, yang menjadi basis pasukan Minahasa mengalami kehancuran.

Korban pun berjatuhan. Pertahanan Minawanua berhasil ditembus, Kapten Weintree memasuki perkampungan Pertempuran habis-habisan berlangsung dengan cara berhadap-hadapan. Kontak senjata tak terelakkan antara pasukan Belanda dan Minawanua, Minahasa. Pertaruhan hidup dan mati bagi pasukan Minawanua terjadi sekitar satu jam.

Pasukan Belanda membantai semua makhluk yang dijumpainya, tidak peduli apakah orang sakit, cedera, jompo, kanak- kanak, atau perempuan. Pertahanan Minawanua selanjutnya dibumihanguskan. Penjarahan dari apa yang tersisa pun terjadi. 

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya