Trump Tegaskan Keinginan AS untuk ‘Membeli dan Memiliki’ Gaza, Pindahkan Permanen Warga Palestina

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 10 Februari 2025 11:49 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Bernjamin Netanyahu pada pertemuan di Gedung Putih, 4 Februari 2025. (Foto: X)
Share :

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu, (9/2/2025) mengatakan bahwa dia berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza, dan dapat mengizinkan negara-negara lain di Timur Tenganh untuk membangun kembali wilayah tersebut.

“Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Mengenai pembangunannya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun sebagian wilayahnya, orang lain dapat melakukannya, melalui dukungan kami. Namun, kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak kembali,” kata Trump sebagaimana dilansir Reuters.

Pernyataan itu disampaikan Trump kepada wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanannya ke New Orleans untuk menghadiri kejuaraan National Football League Super Bowl.

"Tidak ada yang bisa dipindah kembali. Tempat ini adalah lokasi pembongkaran. Sisanya akan dihancurkan. Semuanya dihancurkan," katanya.

Trump juga mengatakan bahwa ia terbuka terhadap kemungkinan mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke Amerika Serikat, tetapi akan mempertimbangkan permintaan tersebut berdasarkan kasus per kasus.

Ezzat El Rashq, anggota biro politik Hamas, mengecam pernyataan terbaru Trump tentang pembelian dan kepemilikan Gaza, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

 

"Gaza bukanlah properti yang bisa dijual dan dibeli. Itu adalah bagian integral dari tanah Palestina yang diduduki," katanya dalam pernyataan tersebut. Dia menambahkan bahwa warga Palestina akan menggagalkan rencana pemindahan tersebut.

Trump telah berbicara tentang pemindahan permanen warga Palestina yang tinggal di Gaza dan akan menciptakan "Riviera Timur Tengah."

Minggu lalu Trump melontarkan gagasan Amerika Serikat mengambil alih Gaza dan terlibat dalam upaya pembangunan kembali besar-besaran.

Dia memberikan pernyataan yang samar tentang masa depan warga Palestina yang telah bertahan selama lebih dari setahun dibombardir oleh Israel sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada Oktober 2023.

Tidak jelas di bawah kewenangan apa Amerika Serikat akan mengklaim Gaza. Pengumuman Trump langsung menuai teguran dari beberapa negara.

Sebelumnya pada Minggu, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan Trump akan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan mungkin Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, meskipun ia tidak menyebutkan tanggal untuk pembicaraan tersebut.

Komentar tersebut, yang disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Maria Bartiromo dari Fox News, muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang proposal Trump yang baru-baru ini diungkapkan untuk mengambil alih dan membangun kembali Jalur Gaza.

Herzog tidak mengatakan kapan atau di mana pertemuan tersebut akan berlangsung, ia juga tidak membahas potensi kontennya. Ia juga mencatat bahwa Trump akan bertemu dengan Raja Yordania Abdullah dalam beberapa hari mendatang, yang telah dilaporkan oleh kantor berita negara Yordania. "Presiden Trump akan bertemu dengan para pemimpin Arab utama, terutama raja Yordania dan presiden Mesir dan saya rasa juga putra mahkota Arab Saudi," kata Herzog.

 

"Mereka adalah mitra yang harus didengarkan, mereka harus diajak berdiskusi. Kita juga harus menghormati perasaan mereka dan melihat bagaimana kita membangun rencana yang berkelanjutan untuk masa depan," kata Herzog.

Arab Saudi dengan tegas menolak rencana Trump mengenai Gaza, seperti yang dilakukan banyak pemimpin dunia.

Raja Yordania Abdullah berencana untuk memberi tahu Trump selama pertemuan yang direncanakan pada 11 Februari di Washington bahwa usulan tersebut merupakan resep untuk radikalisme yang akan menyebarkan kekacauan di Timur Tengah dan membahayakan perdamaian antara Yordania dengan Israel.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari Gedung Putih, begitu pula dari Kairo dan Amman terkait pernyataan terbaru Trump.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya