Mengapa AS Setia Menjadi Sekutu Israel?

Siti Gea Arzetty, Jurnalis
Rabu 05 Maret 2025 14:05 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Bernjamin Netanyahu. (Foto: Reuters)
Share :

Bantuan Militer AS: Investasi Strategis atau Beban?

Sejak pasca-Perang Dunia II, Israel menjadi penerima bantuan luar negeri terbesar dari AS. Pada 2016, Presiden Barack Obama menandatangani perjanjian pertahanan senilai USD38 miliar selama 10 tahun, termasuk pendanaan untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome. Bantuan ini sering kali dipertanyakan oleh publik AS sendiri, mengingat besarnya jumlah yang dialokasikan untuk Israel sementara masih banyak kebutuhan domestik yang mendesak.

Namun, dari sudut pandang geopolitik, investasi AS di Israel dianggap menguntungkan. Israel bukan hanya sekadar sekutu, tetapi juga laboratorium militer bagi AS. Teknologi pertahanan yang dikembangkan Israel, seperti sistem Iron Dome, telah diuji dalam pertempuran nyata dan memberikan wawasan berharga bagi militer AS. Selain itu, intelijen Israel, khususnya dalam menghadapi ancaman dari kelompok militan, juga menjadi aset penting bagi keamanan nasional AS.

Dukungan Politik dan Pengaruh Lobi Pro-Israel

Selain faktor strategis, dukungan AS terhadap Israel juga dipengaruhi oleh kekuatan lobi pro-Israel di Washington, khususnya American Israel Public Affairs Committee (AIPAC). Lobi ini memiliki pengaruh besar dalam politik AS dan sering kali berhasil memastikan bahwa kebijakan luar negeri AS tetap berpihak pada Israel.

Selain itu, opini publik Amerika secara historis lebih condong mendukung Israel daripada Palestina. Salah satu faktor yang memperkuat simpati terhadap Israel adalah peristiwa seperti Pembantaian Munich 1972, di mana 11 atlet Olimpiade Israel dibunuh oleh kelompok Black September. Insiden-insiden semacam ini membantu membangun narasi bahwa Israel adalah negara yang terus-menerus berada di bawah ancaman eksistensial, sehingga membutuhkan dukungan AS.

Akankah AS Tetap Setia pada Israel?

Meskipun AS tetap menjadi sekutu utama Israel, dinamika politik global terus berubah. Kritik terhadap kebijakan Israel, terutama terkait konflik di Gaza dan Tepi Barat, semakin meningkat, bahkan di kalangan masyarakat AS sendiri. Generasi muda Amerika cenderung lebih kritis terhadap kebijakan luar negeri AS yang dianggap terlalu berpihak pada Israel tanpa mempertimbangkan hak-hak Palestina.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya