5 Bukti Sejarah Hubungan Raden Wijaya dengan China Sebelum Berdirinya Majapahit

Avirista Midaada, Jurnalis
Sabtu 15 Maret 2025 14:09 WIB
5 Bukti Sejarah Hubungan Raden Wijaya dengan China Sebelum Berdirinya Majapahit (Foto : Istimewa)
Share :

RADEN Wijaya dan Pasukan Tartar berkoalisi setelah menghancurkan Kerajaan Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang. Tapi setelah keberhasilan itu Raden Wijaya balik menyerang Pasukan Tartar dari China, yang membuat pasukan Mongol itu lari kocar-kacir, sebelum akhirnya mendirikan Kerajaan Majapahit.

Persekutuan Raden Wijaya dengan pasukan Tartar itu ternyata dituliskan dalam lima naskah kuno. Selain dua naskah kuno yang kerap jadi referensi sumber sejarah Kerajaan Kediri hingga Majapahit, yakni Kakawin Nagarakretagama dan Pararaton, ada tiga catatan sejarah lainnya.

Berikut ini sejumlah bukti sejarah tentang hubungan Raden Wijaya dengan China:

1. Prasasti Sukamrta 

Pertama Prasasti Sukamrta yang konon ditulis pada 1296, selisih tiga tahun setelah kematian Śrī Jayakatyëng atau Aji Jayakatong, yang dikenal juga Jayakatwang. Disebutkan bahwa Raden Wijaya menjadi raja tanpa bantuan pihak lain. Ada kemungkinan ia malu telah mengkhianati persekutuan dengan bangsa Tatar, sehingga hal itu sama sekali tidak diungkit-ungkit dalam prasasti.

2. Kidung Ranggalawe 

Naskah Kidung Ranggalawe juga mengisahkan bagaimana hubungan antara Raden Wijaya dengan Tartar. Naskah ini merupakan pengembangan dari Pararaton, khusus bagian runtuhnya Kerajaan Tumapěl dan berdirinya Kerajaan Majapahit, dikutip dari buku "Pararaton : Biografi Para Raja Singhasari - Majapahit". 
 
Bagian awal naskah ini kadang disebut dengan judul Kidung Pañji Wijayakrama. Dikisahkan bahwa yang datang ke Jawa bukan hanya pasukan Tatar, melainkan juga rajanya. Setelah pertempuran di Daha berakhir, raja Tartar pulang ke negerinya untuk mempersiapkan pernikahan, sedangkan para menterinya ditugaskan merebut Ratna Sutawan, putri bungsu raja Tumapěl. 

Raden Wijaya tidak terima dan menggempur pasukan Tatar yang ada di Jawa hingga tumpas semua. Penulis naskah ini tentunya tidak mengenal nama Khubilai Khan atau Kaisar Shizů, sehingga ia mengarang bahwa raja Tatar bernama Śrī Taru Laksana Aji yang masih gagah dan belum terlalu sepuh.

3. Kidung Harsawijaya 

Naskah terakhir yang menggambarkan hubungan Raden Wijaya dengan Tartar yakni Kidung Harşawijaya. Naskah ini juga merupakan pengembangan dari Pararaton dengan cerita yang lebih didramatisasi lagi, yaitu raja Tatar, yang tidak disebutkan namanya tidak pulang, melainkan tewas di Jawa dalam suatu pertempuran melawan Rangga Lawe dan Ken Nambi di Bubat. 

Bagaimanapun juga, naskah ini ditulis ratusan tahun sesudah Raden Wijaya meninggal, sehingga isinya lebih banyak berupa fantasi sang pengarang yang belum tentu cocok dengan fakta sejarah.

 

4. Kakawin Nagarakretagama 

Kakawin ini selesai ditulis Mpu Prapañca pada 30 September 1365, berselang 56 tahun setelah kematian Raden Wijaya. Mengenai persekutuan antara Raden Wijaya dengan pasukan Tatar hanya ditulis singkat dalam satu kalimat: ardha mwang wwang tatar māmrěpi haji jayakatwang bhraşta sahana atau bersekutu dengan pasukan Tatar menyerang Jayakatwang, tumpas semuanya. 

Adapun kisah Raden Wijaya melanggar perjanjian sama sekali tidak disinggung. Ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah sastra pujian untuk raja Majapahit beserta keluarganya, sehingga pengkhianatan Raden Wijaya terhadap orang-orang Tatar dianggap sebagai aib yang tak perlu ditulis.

5. Kakawin Pararaton 

Naskah ini ditulis setelah tahun 1481, selisih hampir dua abad sesudah kematian Jayakatwang. Raden Wijaya dikisahkan bersekutu dengan pasukan yang dikirim raja Tatar, tetapi kemudian berbalik menyerang mereka. Dalam hal ini penulis Pararaton mengisahkan Raden Wijaya melanggar perjanjian karena alasan romantis, yaitu ia tidak rela jika dua putri Śrī Kertanagara dibawa ke Negeri Tatar. Dengan begitu, Raden Wijaya (dan para pengikutnya) digambarkan sebagai pahlawan yang menyelamatkan dua putri tersebut dari tangan orang asing.
 

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya