JAKARTA - Lembaga Survei KedaiKOPI (LSK) merilis hasil surveinya tentang rencana mudik Lebaran 2025 ini. Tercatat, hanya ada 9,2% masyarakat yang memilih untuk mengikuti program mudik gratis Lebaran 2025 yang disediakan.
"Jadi, hanya 9,2% responden menyatakan telah mengikuti kuota mudik gratis yang disediakan, dan sebanyak 61% responden menyatakan mudik menggunakan dana pribadi," ujar Direktur Riset dan Komunikasi KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo secara daring, Kamis (20/3/2025).
Menurutnya, berkaitan pertanyaan program mudik gratis Lebaran 2025, dari 1.130 responden, yang mana 376 responden berasal dari Jabodetabek, sebanyak 46,5% secara nasional memilih tak ikut program tersebut atau menggunakan dana pribadi. Sedangkan 39,1% berasal dari Jakarta memilih tak ikut.
"Sebanyak 29,8% secara nasional memilih akan mengikuti dengan masih menunggu kuota pendaftaran tersedia, sedangkan 33,2% dari Jakarta akan mengikuti. Sebanyak 14,5 persen secara nasional memilih tak ikut karena kehabisan kuota pendaftaran, sedangkan sebanyak 16,2% dari Jakarta tak ikut," tuturnya.
Lalu, kata dia, sebanyak 5,7% secara nasional mengaku sudah dapat kuota mudik gratis dari pemerintah, begitu juga sebanyak 7,4 dari Jakarta mengaku sudah dapat. Lalu, sebanyak 3,5% secara nasional mengaku mendapat mudik gratis dari kantor atau swasta, begitu juga 4% dari Jakarta.
Dia memaparkan, survei Persiapan Mudik 2025 yang dirilis LSK itu dilakukan dilakukan terhadap 1.130 responden dengan metode online-CASI pada 5-13 Maret 2025. Profil responden sebarannya di Jakarta 18,4%, Jateng 12%, Jabar 32%, dan provinsi lainnya yang ada di Indonesia. Demografi responden perempuan 60% dan laki-laki 40% dengan kategori usia Gen Z, Gen Milenial, hingga Gen X dengan berbagai latar pendidikan dan lainnya.
"Executive sumarry sebanyak 85% responden menyatakan akan mudik, yang mana 74% menyatakan rutin melakukan mudik tiap tahun," bebernya.
Dia mengungkap, berkaitan pertanyaan rencana mudik Lebaran 2025, sebanyak 85% menyatakan tidak dan sebanyak 15% menyatakan tidak. Sebanyak 74,3% melakukan mudik tiap tahunnya dan sebanyak 25,7% menyatakan tidak.
"Alasan melakukan mudik, sebanyak 84,9% menyatakan ingin berkumpul dengan orangtua atau keluarga, sebanyak 64% menyatakan ingin pulang kampung halaman, sebanyak 46,7% menyatakan sebagai bentuk ibadah karena menguatkan sulaturahmi, sebanyak 43,5% menyatakan ingin beristirahat atau berlibur di kampung halaman," jelasnya.
Lalu, bebernya, sebanyak 32,7% beralasan mudik tuk mengingat silsilah keluarga atau asal-usul daerah, sebanyak 23,8% tuk bagi-bagi rezeki di kampung halaman, dan sebanyak 0,3% tuk berziarah dan lainnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan domisili responden, dari 448 responden yang ada di Jabodetabek mengaku akan mudik sebanyak 83,9% dan tidak sebanyak 16,1%. Dari 514 responden di Pulau Jawa mengaku akan mudik sebanyak 85,6% dan tidak sebanyak 14,4%. Lalu, dari 168 responden di luar Pulau Jawa sebanyak 85,7% mengaku akan mudik dan tidak sebanyak 14,3%.
Sedangkan berdasarkan pekerjaan responden, dari 310 responden ibu rumah tangga mengaku akan mudik sebanyak 86,1%, wirausaha dari 179 responden mengaku mudik sebanyak 83,2%, lalu dari 113 responden buruh mengaku mudik sebanyak 79,6%, disusul pekerjaan lainnya.
"Dari data 170 responden mengaku tak mudik alasannya ketidakstabilan ekonomi sebanyak 41,2%, tak punya kampung halaman sebanyak 36,5%, pekerjaan atau usaha tak bisa ditinggalkan 12%, dan alasan lainnya," paparnya.
Dia menjabarkan, berdasarkan kota asal responden yang mudik paling banyak, sebanyak 39,2% dari Jabodetabek, disusul Bandung, Surabaya, Sidoarjo, Yogyakarta, dan kota lainnya. Sedangkan tujuan responden paling banyak, mulai dari Yogyakarta sebanyak 7,2%, Surakarta 6,9%, Bandung 4,7%, dan kota lainnya.
"Adapun waktu yang dipilih untuk mudik, paling tinggi di H-7 sebanyak 24,4% secara nasional dan 26,1% di Jabodetabek, H-6 sebanyak 3,4% secara nasional dan 4,5% di Jabodetabek, H-5 sebanyak 8,8% secara nasional dan 11,7% di Jabodetabek," ungkapnya.
"Lalu, H-4 sebanyak 10,3% secara nasional dan 11,4% di Jabodetabek, lalu H-3 sebanyak 17,1% secara nasional dan 16,2% di Jabodetabek. Lalu, H-2 sebanyak 11,5% secara nasional dan 9% di Jabodetabek. Lalu, H1 Lebaran 2025 sebanyak 8,2% secara nasional dan 6,9% di Jabodetabek. Lalu, H+ Lebaran sebanyak 16,4% secara nasional dan 14,1% di Jabodetabek," katanya lagi.
(Khafid Mardiyansyah)