China Dituding Terus Berusaha Hapus Identitas Budaya Tibet

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 13 April 2025 13:38 WIB
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Share :

Rekayasa demografi ini dirancang mengecilkan populasi Tibet, menjadikan mereka minoritas di tanah air mereka sendiri. Masuknya warga Han telah menyebabkan perubahan budaya dan sosial yang signifikan, dengan tradisi dan bahasa Tibet yang dibayangi budaya Han yang dominan. Pergeseran demografi ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengasimilasi Tibet ke dalam identitas komunis China, menghapus kekhasannya, dan mengurangi pengaruh budaya Tibet.

Pemukiman kembali warga Han di Tibet disertai dengan kebijakan ekonomi yang semakin meminggirkan orang-orang Tibet. Bisnis milik orang Tibet sering kali kesulitan bersaing dengan perusahaan milik orang Han, yang menerima perlakuan istimewa dari pemerintah.

Kecaman Internasional

Proyek infrastruktur, meski disebut-sebut sebagai inisiatif pembangunan, sering kali dirancang untuk menguntungkan pemukim Han daripada penduduk Tibet setempat. Kebijakan-kebijakan ini memperburuk kesenjangan ekonomi dan berkontribusi pada erosi otonomi dan kemandirian Tibet.

Selain langkah-langkah ini, PKC telah menerapkan mekanisme pengawasan dan kontrol ketat di Tibet. Biara-biara, sekolah-sekolah, dan komunitas-komunitas Tibet diawasi secara ketat, dengan pihak berwenang menindak tegas setiap tanda-tanda perbedaan pendapat atau perlawanan.

Pengawasan yang meluas ini menciptakan suasana ketakutan dan ketidakpercayaan, yang menghambat kemampuan orang-orang Tibet untuk mengekspresikan identitas budaya dan agama mereka secara bebas. Aktivis dan pemimpin komunitas yang menentang kebijakan-kebijakan PKC sering kali menghadapi hukuman penjara, penyiksaan, atau bentuk-bentuk penganiayaan lainnya, yang semakin membungkam suara-suara perlawanan.

Tindakan PKC di Tibet telah menuai kecaman luas dari komunitas internasional. Organisasi-organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan banyak contoh pelanggaran, termasuk penangkapan sewenang-wenang, penghilangan paksa, dan pembatasan kebebasan bergerak dan berekspresi.

Meski demikian, PKC terus membenarkan kebijakan-kebijakannya di Tibet sebagai upaya mempromosikan stabilitas dan pembangunan. Namun, narasi ini gagal mengakui dampak yang menghancurkan dari kebijakan-kebijakan ini terhadap orang-orang Tibet dan warisan budaya mereka.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya