Sistem yang mulai digunakan pada 2020 itu dapat menggantikan beberapa unit rudal balistik jarak pendek (SRBM) lama dan dapat digunakan untuk menyerang pangkalan dan armada militer asing di Pasifik Barat.
DF-27 mungkin memiliki opsi muatan HGV selain muatan serangan darat, antikapal, dan nuklir konvensional.
Data resmi militer China menunjukkan kelas jangkauan ini mencakup 5.000–8.000 km (3.107–4.971 mil), yang menetapkan DF-27 sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM). Media local mengindikasikan bahwa rudal ini berpotensi dapat menjangkau hingga Alaska dan Hawaii.
Pada 2021 China juga telah menguji HGV jangkauan ICBM yang menempuh jarak 40.000 km (24.854 mil).
Menurut Departemen Pertahanan AS, China memiliki persenjataan rudal hipersonik terdepan di dunia dan telah secara dramatis memajukan pengembangan teknologi rudal hipersonik konvensional dan bersenjata nuklir.
(Rahman Asmardika)