Energi seismik yang tercermin dari RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) bersifat fluktuatif sedikit di atas baseline. Dalam dua minggu terakhir, nilai variasi kecepatan seismik berfluktuasi dengan simpangan yang relatif kecil mendekati nol. Koherensi juga masih cenderung naik yang saat ini di angka sekitar 0,6.
"Hal ini diinterpretasikan bahwa tekanan pada tubuh gunung api mengalami penurunan dan kondisi medium di dekat permukaan cenderung menuju kestabilan," jelasnya.
Kemudian lanjut Wafid, dalam dua minggu terakhir tiltmeter stasiun Batupalano memperlihatkan grafik fluktuasi mendatar, dan secara waktu jangka panjang juga cenderung mendatar yang dapat diinterpretasikan tidak ada deformasi inflasi maupun deflasi yang signifikan pada tubuh gunung api.
Kemudian, laju emisi (fluks) gas SO2 G. Marapi yang terukur dari satelit Sentinel tergolong rendah. Terakhir terukur pada 10 April 2025 sebesar 40 ton per hari. "Dengan adanya aktivitas erupsi dan hembusan maka diharapkan tekanan (stress) pada tubuh gunung api akibat pasokan magma dapat dilepaskan sehingga tidak terbentuk akumulasi tekanan yang besar," paparnya.
Dengan kondisi tersebut Wafid berharap tidak terjadi erupsi besar yang melebihi erupsi Desember 2023, sehingga jika letusan terjadi maka potensi bahaya dari lontaran material letusan diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius 3 Km dari pusat aktivitas kawah verbeek Gunung Marapi.
(Puteranegara Batubara)