Misteri Meriam yang Meledak Nyaris Lukai Sultan Mataram Usai Hiraukan Ulama

Avirista Midaada, Jurnalis
Kamis 01 Mei 2025 06:37 WIB
Ilustrasi ledakan (Foto: Dok)
Share :

KARAKTERISTIK Sultan Mataram yang sewenang-wenang membuat beberapa kali ia harus bersitegang dengan beberapa pihak. Tercatat Sultan Amangkurat I yang memerintah di Mataram pernah bersilang pendapat hingga terlibat ketegangan dengan pemuka agama dan keluarganya sendiri. 

Sultan Mataram pula yang konon memerintahkan pembunuhan para ulama. Tindakan itu memang sempat dikritik oleh beberapa pihak, termasuk keluarganya tapi tak dihiraukan. 

Suatu ketika pemuka agama dan orang-orang menganggap tidak becus kebijakan Sultan Amangkurat I. Bahkan, para pemuka agama itu mengemukakan bahwa ada pesan Sultan Agung sebagai seorang keramat, dan pernah memberikan pesan agar senjata-senjata Mataram pertama-tama harus diarahkan ke timur dan kemudian ke barat.

Kalau tidak, maka mereka tidak akan memperoleh berkah, maka cara pertama berarti pertama-tama Blambangan harus direbut dari orang-orang Bali yang kafir, sebelum dapat menyerang kaum seagama di Banten, sebagaimana dikutip dari "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", dari H.J. De Graaf. 

Golongan pemuka agama yang pernah diserang dan dihajar Sultan Amangkurat I dahulu itulah yang telah bangkit kembali dan memelopori pembalikan politik ini. Untuk itu, mereka berlandaskan pesan terakhir ayah Raja yakni Sultan Agung, yang dianggap memiliki kesaktian.

 

Semula Sultan Amangkurat I tidak mau menghiraukan alasan orang-orang Islam ini. Malah ia memerintahkan kepada para pembuat meriam dan senapan untuk menghasilkan 800 senapan, serta banyak meriam kecil dalam satu triwulan. Setelah itu terjadilah satu dan lain hal yang membuatnya sadar kembali.

Sultan Amangkurat I juga memerintahkan agar meriamnya yang terbaik, dan baru selesai itu dicoba di lapangan yang paling terhormat atau bisa dikatakan du alun- alun. Setelah itu disuruhnya supaya dicoba pula sebuah meriam Belanda yang sama besarnya, tetapi diberi peluru yang dua kali lebih berat daripada peluru untuk meriam Jawa. 

Sultan Mataram itu merasa heran bahwa meriam Belanda itu hanya sedikit melompat ke belakang. Dan ditanyakannya kepada pembuat meriam Jawa, apakah meriam Jawa juga tahan diisi dengan peluru yang sama beratnya. Setelah pembuat meriam itu menyetujuinya, maka meriam buatannya itu diisi dengan peluru dua kali lebih berat, dan kemudian ditembakkan. 

Tetapi meriam itu meledak dan hancur berantakan berkeping-keping tidak terhitung banyaknya, dan keping terbesar jatuh tepat di depan Raja. Sungguh luar biasa terkejutnya, hingga diperintahkannya agar pembuat meriam itu ditangkap, lapangan percobaan itu diperintahkannya pula agar gerbang lapangan ditutup semen untuk selama-lamanya, sehingga sangat menyusahkan kalangan Istana sendiri. 

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya