“Di sini saya bertemu dengan banyak sineas dan produser film yang berasal dari Indonesia yang karyanya telah mendunia. Berbagai film Indonesia yang turut hadir di Cannes, seperti Pangku, Renoir, Sleep No More, Ikatan Darah, Timur, hingga Jumbo menunjukkan ekosistem perfilman Indonesia yang semakin kuat,” ucapnya.
Tak hanya membawa film, kehadiran Indonesia juga membawa semangat kolaborasi melalui rumah produksi ternama, seperti KawanKawan Media, Gambar Gerak, Palari Films, Visinema, hingga Uwais Pictures yang siap berkolaborasi dengan industri film internasional.
Selain itu, IP animasi, seperti Bandits of Batavia, Locust, dan Jitu yang akan mengikuti Spotlight Asia di Cannes, menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama di industri kreatif global dan mengangkat kisah-kisah lokal Indonesia.
Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekosistem film nasional.
“Dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah, komunitas, dan sektor swasta. Salah satu skema yang efektif dalam mendorong tercapainya ekosistem film yang tangguh adalah dengan skema Public Private Partnership (PPP) yang melibatkan seluruh pihak,” ucap Fadli Zon.
(Agustina Wulandari )