Perundingan Lanjutan dengan Rusia di Turki, Ukraina Ajukan Syarat

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Jum'at 30 Mei 2025 21:07 WIB
Perundingan Lanjutan dengan Rusia di Turki, Ukraina Ajukan Syarat (Reuters)
Share :

KYIV - Ukraina ingin melihat dokumen yang menjabarkan usulan Rusia untuk perjanjian damai. Hal ini sebelum Ukraina mengirim delegasi ke Istanbul, Turki, guna perundingan bilateral.

1. Ukraina Hadiri Perundingan di Turki?

Rusia telah mengusulkan negosiator dari kedua pihak bertemu di Istanbul pada 2 Juni 2025. Namun, Kyiv meminta jaminan Moskow sungguh-sungguh ingin mengakhiri perang.

Rusia telah melancarkan serangan ke Ukraina lebih dari tiga tahun lalu. Rusia kemudian mengajukan usulan perjanjian damai setelah Presiden AS Donald Trump mendesak Moskow dan Kyiv untuk bekerja sama dalam perjanjian damai.

Harapan untuk perundingan tersebut sederhana karena posisi yang ditetapkan sejauh ini oleh kedua pihak masih jauh. Kerja sama di antara mereka belum dimulai dengan sungguh-sungguh untuk mempersempit kesenjangan.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, tidak mengonfirmasi pihaknya akan ikut serta dalam perundingan Istanbul. Hal itu diungkapkannya saat konferensi pers bersama di Kyiv, Jumat (30/5/2025), dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan.

"Agar pertemuan yang direncanakan berikutnya menjadi substantif dan bermakna, penting untuk menerima dokumen terlebih dahulu sehingga delegasi yang akan hadir memiliki kewenangan untuk membahas posisi yang relevan," kata Sybiha, melansir Reuters.

Ia mengatakan, hingga saat ini, Ukraina belum menerima memorandum yang diharapkan dari negosiator Rusia.

Sybiha tidak menjelaskan apa yang akan dilakukan Kyiv jika tidak menerima dokumen Rusia atau menetapkan tenggat waktu untuk menerimanya.

"Kami ingin mengakhiri perang ini tahun ini. Kami tertarik untuk mengadakan gencatan senjata, baik selama 30 hari, atau selama 50 hari, atau selama 100 hari," kata Sybiha.

"Ukraina terbuka untuk membahas hal ini secara langsung dengan Rusia. Kami mengonfirmasi hal ini selama pertemuan terakhir delegasi kami dengan pihak Rusia," ucapnya.

 

2. Tekanan AS

Berbicara kepada jaringan AS, ABC, utusan Trump Keith Kellogg mengindikasikan ia mengharapkan pembicaraan bilateral pada 2 Juni di Istanbul tetap terlaksana. Baik Kyiv maupun Moskow ingin menunjukkan kepada Trump bahwa mereka mendukung upayanya untuk mengakhiri konflik. 

Kyiv tengah mencari lebih banyak bantuan militer AS. Sementara Moskow berharap Trump akan meringankan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Rusia mengatakan, delegasinya dalam perundingan Istanbul akan dipimpin Vladimir Medinsky, seorang ajudan Kremlin yang memimpin tim Rusia untuk putaran perundingan sebelumnya di kota Turki tersebut pada 16 Mei. Perundingan tersebut tidak menghasilkan terobosan apa pun.

Fidan dari Turki, yang awal minggu ini mengunjungi Moskow, mengatakan negaranya siap menjadi tuan rumah putaran perundingan berikutnya antara Rusia dan Ukraina.

"Ini pandangan kami. Selama (kedua belah pihak) tetap berada di meja perundingan, kemajuan pasti dapat terlihat," katanya dalam konferensi pers.

"Jika perundingan berlanjut di Istanbul, langkah selanjutnya adalah mencoba menjadi tuan rumah pertemuan antara Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy," tuturnya.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya