JAKARTA - Negara-negara anggota NATO disebut sedang berencana menggulingkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dari kekuasaan dengan mendiskreditkannya. Kemudian nantinya digelar pemilihan umum untuk mengganti kepemimpinan Zelenskiy. Demikian klaim Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR).
Dilansir dari laman resmi SVR, Jumat (7/2/2025), menurut mereka NATO diiringi ketidakpastian mengenai kelanjutan bantuan militer ke Kyiv dari pemerintahan baru AS yang dipimpin oleh Trump. NATO berharap untuk membekukan konflik. Namun, Zelensky kerap menjadi hambatan utama dalam melancarkan aksi tersebut.
NATO bermaksud melakukan operasi besar untuk menggulingkan Zelensky atas tuduhan bahwa Zelensky telah menggelapkan dana sebesar 1,5 miliar dolar AS dari dana yang dialokasikan untuk pembelian amunisi.
NATO berencana menyingkirkan Zelensky dengan cara mengadakan pemilihan umum yang demokratis di Ukraina paling lambat musim gugur ini.
Masa jabatan lima tahun Zelensky harusnya berakhir pada November 2024. Namun karena situasi yang tidak memungkinkan karena konflik Ukraina-Rusia sejak Februari 2022, akhirnya pemilihan presiden dan parlemen tidak dapat dilakukan.
Dilansir dari Reuters, Keith Kellogg yang merupakan utusan Trump untuk Ukraina dan Rusia juga menambahkan “sebagian besar negara demokrasi menyelenggarakan pemilu selama masa perang.”
Ia menjelaskan secara detail bahwa diselenggarakannya pemilihan umum ini merupakan hal yang tepat sebagai negara demokrasi.
Di Brussels mereka berasumsi bahwa angkatan bersenjata Ukraina tidak akan mampu menahan serangan yang semakin kuat dari tentara Rusia.