Sementara itu, Nadiem menambahkan bahwa pengadaan laptop yang dilakukan tidao ditargetkan untuk wilayah 3T. Ia mengatakan, laptop yang diadakan saat dirinya menjabat Mendikbudristek, hanya untuk sekolah yang telah bisa mengakses internet.
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa proses pengadaan laptop yang terjadi di masa jabatan saya, tidak ditargetkan untuk daerah 3T, yang boleh menerima laptop dari pengadaan ini hanya sekolah-sekolah yang punya akses internet," ujar Nadiem.
"Itulah alasannya juga pengadaan ini bukan hanya laptop, tapi juga ada modem wifi 3G dan juga projektor dan lain-lain yang diberikan untuk bisa mengakses internet itu," imbuhnya.
Atas dasar itu, ia mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian mendalam sebelum memilih OS Chromebook. Bahkan, ia berkata, pihaknya telah membandingkan Chromebook dengan OS lainnya.
"Satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga Chromebook itu kalau speknya sama selalu 10-30% lebih murah, dan bukan hanya itu saja OS Chrome itu gratis, sedangkan OS lainnya itu berbayar, dan bisa berbayar sampai Rp1,5 sampai Rp2,5 juta tambahan," ucap Nadiem.