1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Doakan Korban dan Tuntut Penuntasan Hukum

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 27 Juni 2025 08:24 WIB
1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Doakan Korban dan Tuntut Penuntasan Hukum (Foto : Okezone)
Share :

MALANG - Ratusan orang berdoa di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Malang, pada momen 1.000 hari pasca tragedi. Dari beberapa orang yang berdoa, terlihat beberapa keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Malang.

Para keluarga korban dan sejumlah Aremania memanfaatkan momentum malam pergantian tahun baru Islam untuk berdoa. Mereka terlihat khusyu' memanjatkan doa di momen malam satu suro.

Devi Athok, salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan masih menyoroti minimnya keadilan bagi keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Hal ini dibuktikan dengan pelaku-pelaku intelektual yang belum tersentuh hukum.

"Inginnya pelaku-pelaku yang belum tersentuh hukum itu bisa dihukum dengan setimpal. Karena karena putusan di Laporan Model A sangat tidak sesuai dengan kenyataan yang ada," kata Devi Athok, di Stadion Kanjuruhan Malang, Kamis tengah malam (25/6/2025).

Ia dan beberapa keluarga korban yang masih berjuang di menegakkan keadilan, menyayangkan minimnya hukuman bagi aktor di lapangan, yang sengaja memberikan instruksi menembak ke tribun penonton di malam Tragedi Kanjuruhan.

"Tapi kok hukumannya hanya seperti itu, pasalnya hanya pasal kelalaian, seharusnya pasal pembunuhan, karena mereka ini meninggal dengan disengaja, bukan tidak disengaja," ucapnya.

Dirinya pun menyoroti minimnya restitusi dari laporan model A yang diajukan keluarga korban. Makanya pihaknya berupaya menyurati beberapa pihak, di antaranya Komisi III DPR RI dan Mabes Polri, supaya kasus hukum Tragedi Kanjuruhan bisa dituntaskan keseluruhan.

 

"Kemudian restitusi dari Laporan Model A juga sampai detik ini tidak ada realisasinya. Kita tidak melihat nilainya, tapi kita sangat kecewa karena begitu murahnya harga nyawa di Indonesia," tukasnya.

Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Tragedi ini terjadi usai laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 lalu di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Akibat tragedi ini sebanyak 135 nyawa meninggal dunia, tak kurang dari 600 orang penonton menderita luka-luka, baik luka berat, sedang, hingga ringan. Pasca tragedi ini Arema FC pun diberikan sanksi berat dan tak boleh menggunakan Stadion Kanjuruhan, sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan, karena dianggap tak layak.
 

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya