Nasib Pahit Noshir Gowadia: dari Insinyur Jet Siluman B-2 Penghancur Iran, Berakhir di Penjara

Zen Teguh, Jurnalis
Senin 30 Juni 2025 17:05 WIB
Insinyur perancang pesawat siluman B-2 Spirit, Noshir Gowadia, dihukum penjara 32 tahun karena tuduhan mata-mata. (Foto: The Week).
Share :

 2. Main Mata dengan China

Pesawat bomber B-2 Spirit dianggap sebagai siluman karena teknologinya yang sangat canggih dan mumpuni. Dirancang agar sulit terdeteksi radar karena material komposit yang digunakan, jet ini mampu menjelajah 9.600 kilometer tanpa pengisian bahan bakar.

Tak cuma itu, B-2 Spirit dapat menyerang target-target yang tak bisa ditembus dengan pesawat tempur biasa. Jet siluman ini sanggup menggotong GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom penghancur bunker berukuran besar yang dirancang untuk menembus target bawah tanah.

Saat ini hanya tiga negara yang memiliki kemampuan teknologi siluman yakni AS, Rusia, dan China. AS mula-mula mengembangkan teknologi siluman pada 1958. Rusia yang dulu bernama Uni Soviet membutuhkan 17 tahun kemudian untuk mencapai kemampuan tersebut pada 1974. Adapun China mendapatkannya hampir empat dekade kemudian, ketika menguji J-20 pada 2011.

Ketika AS dan Rusia mengembangkan teknologi silumannya sendiri, China dilaporkan mendapatkan melalui spionase alias mata-mata. Dengan kata lain, Tiongkok sukses mengembangkan teknologi siluman dari hasil bocoran. Di sinilah terbongkar peran Noshir Gowadia.

Gowadia ditangkap pada Agustus 2010. Di pengadilan dia dijerat setidaknya 14 dakwaan, antara lain membocorkan informasi pertahanan nasional, pelanggaran undang-undang penjualan senjata dan undang-undang pengawasan ekspor senjata, serta pencucian uang. 

Aktivitas mencurigakan Gowadia muncul setelah dia secara agresif memasarkan jasanya melalui firma konsultan swasta miliknya. Saran profesionalnya mencakup informasi rahasia tentang sensor dan sistem propulsi siluman. 

Seorang Asisten Jaksa Agung untuk Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman, mengutip tulisan Office of Official Investigation, mencatat bahwa, "Terdakwa dalam kasus ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuannya dan pengetahuannya tentang teknologi militer yang sensitif." 

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya