BEIRUT – Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menyerukan balas dendam setelah komandan militer tertinggi Hezbollah tewas dalam serangan Israel di Beirut. Hezbollah berduka atas kematian Haitham Ali Tabatabai, yang tewas dalam serangan di pinggiran selatan ibu kota Lebanon tersebut. Serangan ini merupakan eskalasi terbesar sejak gencatan senjata rapuh mulai berlaku sekitar setahun yang lalu.
"Hak Poros Perlawanan dan Hezbollah Lebanon untuk membalas darah para pejuang Islam yang berani tidak dapat dipertanyakan," kata IRGC, yang merupakan pendukung militer dan keuangan utama Hezbollah, Rabu (26/11/2025).
Tabatabai naik pangkat selama perang Israel dengan Hezbollah, yang melumpuhkan sebagian besar eselon atas kelompok tersebut. Israel telah membunuh Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah sejak 1992, dan beberapa sekutu seniornya.
Ali Larijani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, juga mengeluarkan pernyataan serupa pada hari Minggu, menyerukan konfrontasi dengan Israel. "Mereka telah mencapai apa yang diinginkan, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melanjutkan petualangannya sampai semua orang menyadari bahwa tidak ada jalan lain kecuali menghadapi entitas palsu ini," katanya.
Gencatan senjata yang ditengahi AS mengakhiri perang 12 hari antara Iran dan Israel pada Juni, tetapi kedua pihak terus mengeluarkan pernyataan permusuhan sejak saat itu. Konflik tersebut menandai konfrontasi langsung pertama antara kedua negara. Sebelum itu, pertempuran sebagian besar terjadi antara Israel dan proksi regional Teheran, termasuk Hezbollah, pemberontak Houthi di Yaman, dan, pada tingkat yang lebih rendah, kelompok milisi di Irak.