JAKARTA – Iran mengungkapkan bahwa sekira 935 orang tewas di negara itu selama perang 12 hari dengan Israel, termasuk 38 anak-anak dan 132 wanita. Juru Bicara Pengadilan Iran Asghar Jahangir pada Senin, (1/7/2025) mengatakan bahwa angka tersebut didapatkan berdasarkan data forensik terbaru.
Jumlah korban tewas tersebut merupakan peningkatan tajam dari penghitungan sebelumnya oleh kementerian kesehatan Iran sebanyak 610 orang yang tewas di Iran sebelum gencatan senjata mulai berlaku pada Selasa, (24/6/2025) minggu lalu.
Jahangir juga merevisi jumlah orang yang tewas dalam serangan Israel di Penjara Evin Teheran menjadi 79 orang, naik dari 71 orang, demikian dilansir Reuters.
Israel melancarkan perang udara pada 13 Juni, menyerang fasilitas nuklir Iran dan menewaskan komandan militer tinggi serta warga sipil dalam pukulan terburuk bagi Republik Islam sejak perang tahun 1980-an dengan Irak.
Iran membalas dengan rentetan rudal di lokasi militer, infrastruktur, dan kota-kota Israel. Amerika Serikat memasuki perang pada 22 Juni dengan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei mengatakan "tindakan agresi Israel telah menyebabkan banyak kejahatan perang". Ia mengatakan Iran akan menyerahkan bukti kepada organisasi internasional yang menurutnya harus meminta pertanggungjawaban Israel.
"Tindakan rezim Zionis (Israel) dilakukan tanpa alasan atau pembenaran apa pun, oleh karena itu kami tidak percaya pada pemisahan (korban) militer dan sipil," kata Baghaei kepada wartawan dalam jumpa pers rutin.
Ia mengatakan bahwa "setiap bangunan yang hancur atau menjadi syahid adalah contoh kejahatan perang."
(Rahman Asmardika)