SOLO - Satu orang dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) bernama Sumardiyono turut terseret aksi bunuh diri Devitasari Anugraeni, mahasiswi yang loncat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo. Nama Sumardiyono ditulis Devitasari dalam pesan terakhirnya di secarik kertas.
Dalam pesan tersebut, Devitasari meminta maaf kepada Sumardiyono lantaran tidak menepati janji untuk tetap bertahan. Devitasari merupakan mahasiswi Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi UNS semester 8, angkatan 2021.
'Aku pergi ya... Jangan salahin keluarga atau tempat instansi aku kuliah. Aku hanya bermasalah dengan diriku sendiri. Terkadang aku merasa bukan diriku. Aku Capek, maaf Untuk Bp. Dr. Sumardiyono.S.Km karena telah mengkhianati dan berjanji untuk bertahan...... Tak masalah semua orang bilang yang lain bipolar juga bisa...... aku enggak.. aku capek.... Buu maaf aku tak sekuat ibu....'
Nama Sumardiyono pun menjadi pertanyaan masyarakat khususnya yang membaca pesan tersebut. Dalam keterangan resmi UNS, sekretaris sekaligus juru bicara UNS, Agus Riwanto mengatakan, Sumardiyono, merupakan Dosen Pembimbing Akademik, Dosen Pembimbing Pertama Skripsi, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.
"Bapak Sumardiyono dan Kaprodi D4 K3 mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi yang bersangkutan, dan telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi," katanya, Rabu (2/7/2025).
Selain itu, Sumardiyono dan Kaprodi D4 K3 juga pernah menyampaikan surat resmi kepada pihak keluarga agar putrinya, Devitasari istirahat selama tiga bulan. Namun, mahasiswi tersebut memberikan respons penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani.
Bahkan, sebelumnya Sumardiyono juga mendapat informasi korban ingin melakukan percobaan bunuh diri. Informasi tersebut diperoleh Sumardiyono saat korban meminta tandatangan pengesahan pasca-ujian skripsi. Saat itu, Sumardiyono berusaha menguatkan korban dan menyatakan apa yang sudah dicapai adalah sebuah prestasi yang membanggakan.
"Mahasiswi yang bersangkutan berjanji untuk berusaha membahagiakan keluarga, pembimbing, dan institusi UNS dengan melanjutkan hidup dan menghindari keinginan bunuh diri," tandas Agus dalam keterangan resminya.
Namun ternyata, korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat ke sungai Bengawan Solo dari jembatan Jurug, Selasa 1 Juli 2025 siang. Aksi korban sempat dipergoki driver ojek online yang saat itu tengah melintas.
Di hari kedua ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban. Pencarian dilakukan dengan menyisir menggunakan perahu LCR dari sekitar lokasi kejadian hingga arah hilir.
(Arief Setyadi )