Dalam berbagai testimoni, para korban dan keluarga menyampaikan jeritan hati dan harapan besar agar para pengusaha angkutan barang maupun angkutan umum mulai menyadari dan bertanggung jawab atas keselamatan di jalan.
“Kami hanya pengguna jalan biasa. Tapi kenapa harus kami yang jadi korban? Mobil-mobil besar itu terlalu berlebihan ukurannya, dan ada juga bus atau angkot yang sudah rusak tapi tetap dipaksakan beroperasi,” ungkap salah satu korban.
Fakta di lapangan menunjukkan masih banyak angkutan umum seperti bus, angkot, maupun kendaraan travel yang dioperasikan tanpa memperhatikan kondisi teknis, perawatan berkala, dan kelaikan jalan. Rem blong, lampu mati, ban aus, hingga kelebihan muatan menjadi faktor-faktor yang memperbesar risiko kecelakaan.
(Awaludin)