JAKARTA – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon dilaporkan menekan sekutu-sekutu utamanya, terutama di Kawasan Indo-Pasifik, termasuk Jepang dan Australia, untuk memperjelas posisi mereka jika terjadi perang dengan China terkait Taiwan, demikian dilaporkan Financial Times.
Wakil Menteri Pertahanan AS Elbridge Colby telah berbulan-bulan mendesak para pejabat militer Jepang dan Australia untuk bersiap menghadapi potensi konflik, menurut laporan FT, mengutip sumber anonim.
“Perencanaan operasional konkret dan latihan yang terkait langsung dengan kontingensi Taiwan sedang berjalan bersama Jepang dan Australia,” lapor FT mengutip salah satu sumbernya. “Namun permintaan ini mengejutkan Tokyo dan Canberra karena AS sendiri tidak memberikan jaminan cek kosong kepada Taiwan.”
Sejauh ini AS memang belum mengumumkan tentang jaminan keamanan dari Washington kepada Taiwan jika China melancarkan serangan.
Menurut Colby, Departemen Pertahanan berfokus pada agenda Presiden AS Donald Trump untuk "memulihkan pencegahan dan mencapai perdamaian melalui kekuatan." Namun, dalam posting di X pada Sabtu, 12/7/2025, Colby mengatakan bahwa "beberapa sekutu (Washington) mungkin tidak menyambut baik percakapan yang jujur", terkait hal tersebut, sebagaimana dilansir RT.
Menteri Industri Pertahanan Australia, Pat Conroy, menolak untuk "berbicara secara hipotetis" ketika diminta mengomentari laporan tekanan AS terhadap China. Dia mengatakan bahwa Canberra adalah satu-satunya yang memiliki "wewenang untuk melibatkan Australia dalam perang atau membiarkan wilayah negara itu digunakan untuk konflik".
Ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat sejak Taiwan memilih Presiden pro-kemerdekaan, Lai Ching-te, tahun lalu. Trump telah kembali melibatkan China dalam perang dagang sejak menjabat, meskipun eskalasinya sedikit mereda setelah Washington dan Beijing mencapai kesepakatan logam tanah jarang bulan lalu.
(Rahman Asmardika)