“Status pelajar tidak serta merta menghilangkan keterlibatan mereka dalam aktivitas kelompok bersenjata,”ujar Jenderal Kostrad tersebut.
Menurutnya, banyak dokumentasi di lapangan menunjukkan bahwa OPM atau KKB kerap merekrut dan memanfaatkan anak-anak dan remaja sebagai kurir, penjaga pos, mata-mata, bahkan pelaksana operasi bersenjata. Maka sangat keliru jika hanya karena mereka tercatat di sekolah, lalu dianggap tidak pernah terlibat.
“Narasi TPNPB-OPM bahwa mereka tidak mengenal keempat nama tersebut di struktur organisasi mereka hanyalah siasat untuk menghindari malu dan menunjukkan bahwa kelompok mereka mulai kehilangan kader di akar rumput,”pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )