Breaking News! Kamboja dan Thailand Sepakat Gencatan Senjata 

Awaludin, Jurnalis
Senin 28 Juli 2025 22:04 WIB
Thailand berhasil merebut kembali wilayah yang dikuasai Kamboja (foto/X/@AFpost)
Share :

JAKARTA - Setelah lima hari bentrokan bersenjata yang menewaskan puluhan orang dan memaksa lebih dari 300.000 warga mengungsi, Kamboja dan Thailand akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata segera, dan tanpa syarat yang akan mulai berlaku, Senin tengah malam (17.00 GMT).

Kesepakatan ini dicapai setelah berbagai upaya mediasi intensif yang melibatkan Malaysia, selaku Ketua ASEAN, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Pertemuan penting antara para pemimpin Thailand dan Kamboja digelar di kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Putrajaya.

“Ini adalah langkah awal yang vital menuju de-eskalasi dan pemulihan perdamaian serta keamanan,” ujar Anwar dalam konferensi pers usai pertemuan yang berlangsung selama lebih dari dua jam, seperti dikutip dari Reuters.

Selama lima hari konflik, sedikitnya 36 orang dilaporkan tewas, sebagian besar merupakan warga sipil. Kedua negara saling menuduh sebagai pihak yang memicu serangan, dengan bentrokan paling intens terjadi di sepanjang garis perbatasan darat sejauh 800 km.

 

Thailand sempat melancarkan serangan udara menggunakan jet tempur F-16, sementara artileri berat juga dikerahkan di sejumlah titik strategis. Krisis ini makin memperparah ketegangan di dalam negeri, terutama bagi pemerintahan koalisi Thailand yang sedang berada di ujung tanduk.

Dukungan Internasional dan Ancaman Trump

Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, turut berperan dalam mendorong gencatan senjata. Ia menelepon kedua pemimpin negara pada akhir pekan lalu dan secara tegas memperingatkan bahwa AS tidak akan melanjutkan perjanjian perdagangan dengan keduanya jika pertempuran terus berlanjut.

Thailand dan Kamboja diketahui masih menghadapi tarif impor tinggi sebesar 36% atas produk ekspor mereka ke AS, yang merupakan pasar ekspor utama bagi kedua negara.

Sementara itu, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengungkapkan apresiasi atas peran penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, dalam proses negosiasi damai. Ia juga memuji “mediasi tegas” dari Trump serta kontribusi positif dari Tiongkok.

 

“Kami sepakat bahwa pertempuran harus dihentikan segera,” ujar Hun Manet, sambil menegaskan keyakinannya bahwa kedua negara dapat membangun kembali kepercayaan dan menjaga stabilitas jangka panjang.

Konflik ini berakar dari sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama beberapa dekade, yang kembali memanas setelah terbunuhnya seorang tentara Kamboja dalam bentrokan kecil pada akhir Mei lalu. Insiden itu memicu penumpukan pasukan di kedua sisi perbatasan dan meningkatkan risiko konfrontasi militer terbuka.

Dengan adanya kesepakatan gencatan senjata ini, masyarakat internasional kini berharap konflik dapat benar-benar mereda, dan proses diplomasi dapat berjalan demi menciptakan perdamaian jangka panjang di kawasan Asia Tenggara.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya