Sejarah Bundaran Tugu Malang, Jejak Kolonial hingga Diresmikan Bung Karno

Avirista Midaada, Jurnalis
Sabtu 02 Agustus 2025 10:41 WIB
Bundaran Tugu Malang Jawa Timur (foto: Okezone/Avirista)
Share :

Nama lapangan bundar di depan Balai Kota Malang saat itu diberi nama Lapangan Jan Pieterszoon Coenplein alias JP Coen, diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Namun, karena bentuknya yang bundar, warga Malang lebih sering menyebutnya sebagai Alun-Alun Bunder atau Alun-Alun Bundar.

Menurut Rakai Hino, Belanda hanya membangun bundaran dengan air mancur untuk tempat rekreasi atau sekadar berkumpul bagi para ekspatriat Belanda. Apalagi, kompleks di sekitarnya memang merupakan kawasan tempat tinggal para pejabat atau petinggi pada zamannya.

“Jadi bouwplan dua ini membangun kawasan Tugu dan Balai Kota Malang. Awalnya tempat itu adalah kawasan para petinggi, makanya kelurahannya dinamakan Tumenggungan. Ada salah satu suluk silir yang menyebut 'Tumenggungan', dari kata ‘Tumenggung’ yang berarti para petinggi,” tuturnya.

Peperangan mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1946–1949 menjadikan Kota Malang sebagai saksi sejarah penting dalam perjuangan melawan Belanda. Kala itu, demi mencegah pendudukan oleh Belanda, tentara pejuang melakukan strategi bumi hangus. Akibatnya, sejumlah bangunan seperti Balai Kota Malang, Gedung Sekolah HBS (AMS) yang kini menjadi SMA, kediaman panglima militer Belanda, Hotel Splendid, dan beberapa villa di pusat kota dibakar habis.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya