Bagus menceritakan bagaimana Ngurah Rai kembali membujuk Kepala Polisi Belanda bernama Wagimin untuk mendapati senjata. Senjata itu belakangan digunakan untuk kembali menghadapi Belanda di ujung pertempuran.
"Dengan itu kita pakai bertempur melawan belanda itu pada 20 November 1946," kata Bagus.
Bagus menceritakan pertempuran sengit itu terjadi dari siang hingga malam. Dengan kekuatan seadanya, para pejuang menahan gempuran-gempuran bom yang diterjunkan dari pesawat.
"Satu batalyon belanda dan kita cuma 96 orang," tutur dia.
Menurut Bagus, I Gusti Ngurah Rai tak pernah berkecil hati dan meminta para pejuang untuk memperjuangkan Indonesia hingga titik darah penghabisan. Peristiwa itu, turut menewaskan I Gusti Ngurah Rai.
"Oleh sebab itu, belanda merasa hormat Pak Rai waktu pak Rai dan pasukannya gugur, komandan belanda memberi hormat salut kepada pak Rai karena perjuangannya luar biasa," tutupnya.
(Fahmi Firdaus )