YOGYAKARTA – Ribuan orang menghadiri kegiatan Bincang Syariah Goes To Campus bertajuk Mawlid For Earth: Sharia and Eco Wisdom, di Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (15/9/2025). Acara ini rangkaian program nasional Blissful Maulid yang digelar Dirjen Bimas Islam Kemenag.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, mengatakan, penguatan ekoteologi menjadi salah satu prioritas Kemenag.
“Menjaga lingkungan bukan hanya kebutuhan duniawi, tetapi juga bagian dari tujuan agama. Dalam Islam, pelestarian alam adalah amanah yang harus kita rawat,” ujar Arsad.
Arsad mengingatkan, dunia sedang menghadapi krisis lingkungan yang semakin kompleks. Perubahan iklim, banjir, degradasi tanah, hingga deforestasi disebutnya sebagai ancaman nyata yang memengaruhi kualitas hidup masyarakat.
“Kerusakan lingkungan bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga menyangkut kesadaran spiritual,”ujarnya.
Kemenag kata dia, mendorong lahirnya gerakan kolektif berbasis nilai agama untuk merespons krisis iklim.
“Setiap ayat Alquran dan hadis yang menyinggung pentingnya menjaga bumi adalah panggilan moral bagi umat Islam untuk bertindak nyata,” tegasnya.
Arsad menilai, konsep ekoteologi selaras dengan ajaran Islam yang menekankan keseimbangan.
Menurutnya, pelestarian lingkungan harus ditempatkan sejajar dengan upaya menjaga jiwa, akal, agama, keturunan, dan harta. Hal ini sekaligus memperluas dimensi tujuan syariat dalam konteks kekinian.
Acara ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat baru di kalangan mahasiswa dan sivitas akademika untuk menjadikan isu lingkungan sebagai bagian dari pengamalan agama.
“Belajar dari keteladanan Nabi, kita diajarkan untuk hidup sederhana, tidak merusak, dan selalu berpihak pada kelestarian bumi. Spirit inilah yang kami harap tumbuh dalam setiap aktivitas keagamaan di kampus maupun masyarakat,” tutup Arsyad.
(Fahmi Firdaus )