Polisi segera merespons ke tempat kejadian perkara, seraya menambahkan bahwa petugas “terlibat baku tembak dengan orang tersebut, dan berhasil melumpuhkan tersangka.” Ia tewas pada pukul 10.33 waktu setempat, delapan menit setelah penembakan.
“Kami masih berusaha memastikan kapan dan dari mana api berasal serta bagaimana awalnya,” kata Renye, sebagaimana dilansir BBC. “Namun, kami yakin api sengaja dinyalakan oleh tersangka.”
Renye juga memuji “kepahlawanan” para pengunjung gereja yang, menurutnya, telah melindungi anak-anak selama insiden tersebut.
Para penyidik kini menggeledah properti tersangka dan memeriksa catatan ponsel miliknya untuk mengungkap motif.
FBI memimpin penyelidikan dan telah mengerahkan tim tanggap krisis, teknisi bom, serta petugas lainnya ke lokasi kejadian, menurut Reuben Coleman, penjabat agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI di Detroit.
Juru Bicara Kepolisian Negara Bagian Michigan, Kim Vetter, mengatakan kepada wartawan bahwa petugas juga telah merespons ancaman bom tambahan di beberapa lokasi lain.
“Kami telah merespons dan memastikan lokasi-lokasi tersebut aman,” ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir mengonfirmasi bahwa seorang pria bersenjata melepaskan tembakan saat ibadah, dan “banyak orang terluka”.
“Kami berdoa untuk kedamaian dan kesembuhan bagi semua yang terlibat,” tulis pernyataan gereja.
Kepolisian Grand Blanc menyebut bahwa 100 agen FBI telah dikerahkan untuk membantu penyelidikan.