Cerita Penemuan Jasad Pahlawan Revolusi di Sumur Lubang Buaya

Awaludin, Jurnalis
Sabtu 04 Oktober 2025 07:17 WIB
Sumur Lubang Buaya (foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Tepat 60 tahun lalu, pada 3 Oktober 1965, tujuh jasad pahlawan revolusi ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sumur maut itu sebelumnya ditutupi dengan pohon pisang. Para pahlawan tersebut menjadi korban kekejaman Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI.

Mereka adalah Letjen Anumerta Ahmad Yani, Mayjen Raden Soeprapto, Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen Siswondo Parman, Brigjen Donald Isaac Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswodiharjo, serta Lettu Pierre Andreas Tendean.

Proses pencarian jasad tidaklah mudah. Anggota ABRI (kini TNI) bersama warga sekitar bergotong royong mencari lokasi lubang. Salah satu warga yang ikut menggali sumur maut itu adalah Mahmud, penduduk sekitar Lubang Buaya.

Mahmud diminta lurah setempat dan seorang anggota TNI untuk membantu menggali tanah di kebun pisang, tanpa diberi penjelasan detail mengenai apa yang dicari. Ia bersama tujuh rekannya hanya menggunakan peralatan seadanya.

“Kami menggali dengan tangan, tanpa pakai alat apa pun. Hanya menggunakan ember dan tambang yang kami ikat,” kenang Mahmud, dikutip dari kanal YouTube Kurator Museum, Sabtu (4/10/2025).

 

Penggalian dilakukan hingga kedalaman sekitar 10–12 meter. Saat itulah seorang penggali bernama Suparyono menemukan kaki manusia yang menjulang ke atas. Seketika, Suparyono pingsan.

Mahmud mengingat, sempat beredar kabar dari sejumlah anggota ABRI bahwa di dalam sumur tersebut tersimpan uang sebesar Rp6 juta — jumlah yang sangat besar pada masa itu.

Namun sekitar pukul 00.30 WIB, penggalian dihentikan. Mahmud mengaku kelelahan karena seharian bekerja tanpa makan dan minum. Setelah Suparyono sadar, ia menegaskan bahwa yang terlihat di sumur itu memang jasad manusia.

Mahmud kemudian melaporkan temuan itu kepada anggota ABRI, yang akhirnya meyakini keterangan tersebut. Mahmud dan rekan-rekannya lantas diminta beristirahat.

Keesokan harinya, mereka tidak lagi dilibatkan dalam penggalian. Hanya dimintai keterangan mengenai temuan semalam.

“Kami diminta tetap di rumah, discreening, dan ditanya mengapa tidak segera melapor,” tutur Mahmud.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya