Puting Beliung-Kebakaran Lahan Melanda Sejumlah Daerah dalam 2 Hari

Binti Mufarida, Jurnalis
Sabtu 11 Oktober 2025 18:33 WIB
Kerusakan akibat puting beliung (Foto: BNPB)
Share :

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia periode 10–11 Oktober 2025 (pukul 07.00 WIB). Dalam kurun waktu tersebut, tercatat beberapa peristiwa angin puting beliung dan kebakaran lahan di sejumlah provinsi.

Salah satu kejadian bencana adalah angin puting beliung yang menerjang Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, pada Kamis malam, 9 Oktober. Hujan deras yang disertai hembusan angin kencang mengakibatkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.

"Warga yang berada di lokasi sempat panik ketika angin berputar cepat dengan suara gemuruh cukup keras menghantam permukiman," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu (11/10/2025).

Bencana tersebut melanda dua kecamatan dan empat desa, yakni Kecamatan Tanjung Beringin (Desa Tebing Tinggi, Sukajadi, dan Mangga Dua) serta Kecamatan Teluk Mengkudu (Desa Pematang Guntung). Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serdang Bedagai, sebanyak 81 jiwa terdampak dan 27 rumah mengalami kerusakan. 

Satu fasilitas kesehatan juga dilaporkan terdampak akibat terpaan angin kencang. Sebagai langkah awal, BPBD Kabupaten Serdang Bedagai bersama instansi terkait segera melakukan pendataan, pemantauan, dan penanganan di lokasi kejadian. Petugas di lapangan membantu warga membersihkan puing-puing bangunan serta mendata kebutuhan mendesak masyarakat terdampak.

"Hingga kini, kondisi di lapangan mulai membaik. Warga yang terdampak telah melakukan perbaikan rumah secara bertahap, dibantu oleh pemerintah daerah dan relawan setempat," kata Aam, sapaan akrabnya.

Tidak hanya di Sumatera Utara, cuaca ekstrem juga melanda wilayah Maluku Utara, tepatnya di Kabupaten Pulau Morotai, pada Selasa 7 Oktober 2025. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan sejumlah atap rumah warga rusak diterjang angin. 

Masyarakat sempat panik akibat hembusan angin yang datang tiba-tiba dengan intensitas hujan tinggi yang berlangsung cukup lama.

Peristiwa tersebut, kata Aam, terjadi di Desa Libano, Kecamatan Morotai Jaya. Berdasarkan data sementara dari BPBD setempat, 17 kepala keluarga terdampak dengan 17 rumah mengalami kerusakan. 

Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka. Sebagai respons cepat, BPBD Kabupaten Pulau Morotai langsung berkoordinasi dengan instansi terkait dan melaksanakan asesmen lapangan untuk memastikan tingkat kerusakan serta kebutuhan mendesak warga.

"Penanganan turut melibatkan unsur TNI, Polri, aparat desa, dan warga setempat. Hingga saat ini, perbaikan rumah warga masih dilakukan," ujar Aam.

Sementara itu, bencana angin puting beliung lainnya juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara, pada Kamis malam, 9 Oktober. Angin kencang yang datang tiba-tiba disertai hujan lebat menyebabkan beberapa rumah dan fasilitas umum rusak.

Peristiwa ini melanda dua kecamatan dan delapan desa, antara lain Kecamatan Tanjung Tiram (Desa Suka Jaya, Bagian Dalam, Bandar Rahmat, Bogak, Suka Maju, Bagan Arya, dan Pahlawan) serta Kecamatan Nibung Hangus (Desa Bandar Sono). 

Berdasarkan data sementara, sebanyak 13 kepala keluarga terdampak, dengan 2 rumah rusak sedang, 11 rumah rusak ringan, dan satu fasilitas ibadah rusak ringan.

BPBD Kabupaten Batu Bara segera berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk melakukan pendataan kerusakan serta penyaluran bantuan logistik. Kolaborasi lintas sektor antara BPBD, Dinas Sosial PPPA, Dinas Perkim LH, camat, serta para kepala desa dilakukan untuk mempercepat pemulihan pascabencana.

"Saat ini, proses perbaikan rumah warga masih berlangsung dan diharapkan dapat selesai dalam waktu dekat," ujar Aam.

Tidak hanya bencana angin kencang, kejadian kebakaran lahan juga terjadi di Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, pada Jumat 10 Oktober sekitar pukul 17.25 WIB. 
Berdasarkan laporan awal, kebakaran ini diduga dipicu tindakan pembakaran oleh orang tak dikenal, sehingga api dengan cepat menjalar ke area sekitar yang kering akibat cuaca panas dan hembusan angin kencang.

Kebakaran melanda lahan tebu seluas sekitar 2,5 hektare di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material cukup dirasakan oleh pemilik lahan. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kabupaten Klaten segera bergerak ke lokasi untuk melakukan penyekatan dan pemadaman agar api tidak meluas ke permukiman.

Proses pemadaman dilakukan dengan alat semprot dan metode pengepyokan karena akses menuju titik api sulit dijangkau armada pemadam kebakaran. Upaya ini melibatkan TRC PB BPBD Klaten, Dinas Pemadam Kebakaran, relawan, perangkat desa, Muspika Ngawen, serta personel TNI dan Polri. Setelah beberapa jam, api akhirnya berhasil dipadamkan pada pukul 22.00 WIB di hari yang sama.

Meski api sudah padam, BPBD Kabupaten Klaten tetap melakukan pemantauan dan pendinginan di lokasi untuk mencegah munculnya titik api baru. Aparat desa dan masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan, terutama pada musim kemarau panjang seperti saat ini.

BNPB, kata Aam, mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang, puting beliung, dan hujan dengan intensitas tinggi. BNPB juga menekankan pentingnya tidak melakukan pembakaran lahan dan sampah secara sembarangan karena dapat memicu kebakaran yang sulit dikendalikan.

"Apabila terjadi bencana, masyarakat diminta segera menghubungi BPBD setempat atau layanan darurat agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat," pungkasnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya