Pesantren, Ekonomi Hijau, dan Masa Depan Indonesia

Opini, Jurnalis
Jum'at 28 November 2025 20:24 WIB
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar (foto: dok UIN)
Share :

JAKARTA - Di tengah agenda besar pembangunan nasional, ada satu kekuatan sosial–keagamaan yang peran strategisnya sering luput dari perbincangan: pesantren. Selama lebih dari enam abad, pesantren bukan hanya mencetak ulama, tetapi membentuk kultur keilmuan, ketahanan moral, solidaritas sosial, serta karakter kebangsaan. Kini, ketika Indonesia memasuki era disrupsi teknologi, krisis ekologi, dan kompetisi ekonomi global, pesantren kembali berdiri di simpang sejarah: apakah ia tetap menjadi penjaga moral saja, atau juga menjadi lokomotif pembangunan umat? Saya percaya—justru keduanya.

Kesadaran itu menjadi ruh penyelenggaraan Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren Kementerian Agama RI, dengan tema “Pesantren, Ekoteologi dan Kemandirian Ekonomi Umat”, yang digelar di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis 27 November 2025. Forum ini mempertemukan para pemimpin kementerian, akademisi, dan para kiai pesantren dari berbagai daerah untuk merumuskan arah baru masa depan pesantren. Bukan sekadar diskusi kelembagaan, tetapi ikhtiar merancang ekosistem baru agar pesantren tidak hanya menjadi pusat transmisi ilmu, melainkan juga pusat ketahanan sosial, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi umat.


Halaqah ini menjadi penanda penting: pesantren tidak lagi diposisikan sebagai entitas pinggiran yang bertugas menjaga tradisi, tetapi sebagai aktor strategis pembangunan nasional — sekaligus pengawal spiritualitas bangsa.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya