Kaleidoskop 2025: Reshuffle Kabinet Prabowo, Antara Konsolidasi Kekuasaan dan Tuntutan Kinerja

Awaludin, Jurnalis
Kamis 25 Desember 2025 16:49 WIB
Prabowo Subianto saat rapat bersama kabinet merah putih (foto: Biro Pers Kepresidenan)
Share :

Bagi publik, reshuffle kabinet Prabowo di 2025 bukan semata soal siapa yang masuk dan keluar, tetapi soal pesan yang dibawa. Perombakan kabinet diharapkan menegaskan bahwa kinerja menjadi ukuran utama, bukan sekadar afiliasi politik. Harapan ini menguat seiring meningkatnya kesadaran publik bahwa tahun-tahun awal pemerintahan akan sangat menentukan arah lima tahun ke depan. Reshuffle, dalam konteks ini, menjadi instrumen untuk mengoreksi arah sebelum terlambat.

Reshuffle kabinet menjadi simbol negosiasi antara idealisme kepemimpinan dan realitas politik, antara janji perubahan dan kebutuhan menjaga stabilitas. Apakah reshuffle telah menjadi alat efektif untuk memperkuat kinerja kabinet, atau justru mencerminkan kehati-hatian politik yang berlebihan, akan terus diuji di tahun-tahun berikutnya. Yang jelas, tahun 2025 telah menempatkan reshuffle kabinet sebagai salah satu penanda utama bagaimana Prabowo mengelola kekuasaan, ekspektasi publik, dan tantangan pemerintahan di awal masa jabatannya.

Prabowo: Tiga Kali Bandel, Saya Reshuffle, Tak Ada Ampun untuk Koruptor!

Presiden Prabowo Subianto mewanti-wanti anggota Kabinet Merah Putih untuk bekerja dengan benar. Ia bahkan tidak segan-segan melakukan reshuffle jika peringatan yang diberikan tidak diindahkan.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menghadiri sidang senat pengukuhan mahasiswa baru sekaligus wisuda sarjana di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Jawa Barat, Sabtu 18 Oktober 2025.

Awalnya, Prabowo menyinggung soal pengembalian anggaran dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang tidak terserap. Ia menyoroti sikap pejabat yang menolak menjalankan proyek tanpa dasar yang kuat.

“Kalau ada pemimpin-pemimpin seperti Profesor Dadan ini, yang tidak mau akal-akalan. Beliau bisa saja, sudah ada anggarannya, beliau panggil timnya, panggil anak buahnya, ‘Ayo bikin, bikin proyek, bikin proyek.’ Tapi tidak. Beliau punya tanggung jawab pada bangsa, negara, dan rakyat Indonesia,” ucap Prabowo.

Prabowo pun menyampaikan apresiasinya kepada jajaran kabinet yang bekerja sungguh-sungguh dan jujur. Namun, ia menegaskan akan menindak tegas mereka yang masih membandel.

“Satu kali peringatan masih nakal, masih nggak mau dengar, dua kali peringatan. Tiga kali, apa boleh buat, reshuffle. Harus diganti. Karena demi negara, bangsa, dan rakyat, tidak boleh ada rasa kasihan. Yang kasihan itu rakyat Indonesia,” ujarnya.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya