Dia menerangkan, pembersihan dan normalisasi sungai pun terus dikebut karena hal itu menjadi kekhawatiran bersama. Hingga kini, kawasan Aceh–Sumatera masih sering terjadi hujan. Pasalnya, sejumlah sungai alurnya berubah secara total sehingga daya tampung sungai yang sebelumnya mampu menahan kapasitas hujan kini berpotensi meluap.
“Nah, ini ada beberapa titik selain kita lakukan Operasi Modifikasi Cuaca, normalisasi sungai ini sangat kita kebut dengan Kementerian PU dan TNI-Polri supaya kita sedikit demi sedikit bisa memaksimalkan, mengoptimalkan lagi daya tampung air di paru-paru drainase primer ini,” bebernya.
Dia memaparkan, pembersihan dan normalisasi sungai menjadi atensi lantaran di sejumlah titik sungai yang terdapat jembatan itu masih terdapat debris, baik kayu maupun barang-barang lain atau lumpur, yang bisa menghambat aliran air sehingga membuat air meluap.
“OMC masih terus kita lakukan. Saat ini Aceh 4 pesawat, Sumatera Utara 2 pesawat, dan Sumatera Barat 3 pesawat. Sekali lagi, atensi kita sebenarnya saat ini tidak hanya hujan ekstrem, karena hujan dengan intensitas sedang pun bisa menyebabkan banjir karena daya tampung dari drainase primer saat ini sangat terbatas,” katanya.
(Arief Setyadi )