Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mobil Tua Saksi Bisu Peristiwa Cikini

Sholla Taufiq , Jurnalis-Minggu, 17 Agustus 2008 |10:27 WIB
Mobil Tua Saksi Bisu Peristiwa Cikini
A
A
A

JAKARTA - Penggalan sejarah Peristiwa Cikini, yang terjadi pada 7 Desember 1957 silam, ternyata tersimpan apik di Museum Gedung Juang 45 Jalan Menteng Raya Nomor 31 Jakarta Pusat.

Sebuah mobil sedan tua buatan Eropa, keluaran 1939 tampak "parkir" di ruang pamer Gedung Juang 45.

Mobil panjang tipe Limousine bermerk Buick, buatan General Motor (GM) itu tidak terlepas dari peristiwa berdarah yang menewaskan sejumlah pelajar Perguruan Cikini.

Menurut petugas penjaga Museum Gedung Juang 45 Abdullah, mobil itu adalah mobil dinas kepresidenan Republik Indonesia pertama, yang juga digunakan Presiden Soekarno ketika terjadi peristiwa berdarah tersebut.

Mobil berwarna hitam dengan nomor polisi REP 1 itu sebelumnya milik Kepala Departemen Perhubungan kolonial Jepang yang dicuri oleh seorang pejuang bernama Sudiro.

Oleh Sudiro, mobil yang dicurinya itu akhirnya diserahkan ke Soekarno, kemudian oleh anak buah Soekarno disembunyikan di Jogjakarta, hingga akhirnya masa kolonial Jepang berakhir. Setelah RI berdiri, mobil itu kemudian dipakai sebagai mobil dinas rutin presiden.

Hingga pada 30 Nopember 1957 malam, Soekarno menghadiri pesta ulang tahun sebuah sekolah di Cikini, di mana putra dan putrinya bersekolah.

Waktu akan pulang, sekelompok anak-anak muda yang tinggal di asrama dekat sekolah itu melemparkan granat ke arah mobil Soekarno, yang tidak lain adalah mobil yang saat ini dipajang di Museum Gedung Juang 45.

Sukarno dan putra-putrinya selamat, namun di pihak lain terdapat 9 orang korban meninggal dunia dan sekira 100 orang lainnya luka berat.

Korban terbanyak adalah murid-murid sekolah itu, sehingga peristiwa itu diabadikan dengan nama "Peristiwa Cikini".

Belakangan pun diketahui pelempar granat itu adalah anggota Gerakan Anti Komunis Jakarta (GAK), yang mencoba membunuh Soekarno.

Di samping mobil Soekarno, ada pula mobil tua lainnya, dengan nomor polisi REP 2. Menurut Abdullah mobil itu adalah sumbangan dari perusahaan Djohan Djohor, milik paman Wakil Presiden (Wapres) M Hatta, untuk keperluan kendaraan dinas Wapres.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement