Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keraton Cirebon Sesalkan Pelelangan Harta Karun

Ibnu Saechu , Jurnalis-Rabu, 05 Mei 2010 |02:06 WIB
Keraton Cirebon Sesalkan Pelelangan Harta Karun
Harta karrun yang akan dilelang (Foto: Koran SI)
A
A
A

CIREBON - Meski mendapat reaksi keras dari sejumlah kalangan, pemerintah tetap melelang sekira 200 ribu lebih artefak berumur lebih dari 1.000 tahun, hari ini.

Harta karun itu diambil dari muatan kapal tenggelam di perairan Cirebon. Sejumlah barang muatan kapal tenggelam (BMKT) dari perairan Cirebon yang akan dilelang, antara lain, ribuan item harta karun yang terdiri dari keramik, batu rubby, emas, serta logam berharga lainnya yang diangkat oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPs) yang mendapatkan izin pengangkatan di perairan Cirebon pada 2004.

Lelangan benda berharga peninggalan Dinasti Lima China sekira abad ke-10 Masehi tersebut mendapat reaksi dari keluarga besar Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Mereka mengaku menyesalkan sikap pemerintah yang tetap melakukan pelelangan.

“Harta karun yang ditemukan di laut Cirebon, sebanyak 200.000 item lebih hanya 900 item yang disimpan di Kementerian Budaya dan Pariwisata. Harusnya semua item harus terwakili disimpan oleh negara,” ujar Sultan Sepuh XIV P R A Arief Natadiningrat, Selasa (4/5/2010).

Arief menilai pemerintah hanya melihat dari kepentingan ekonomi jangka pendek dan tidak melihat aspek sejarahnya. “Kami akan kehilangan barang-barang bernilai sejarah tinggi yang belum tentu ditemukan lagi. Sangat ironis, jika generasi penerus Indonesia, anak cucu kita, akan belajar sejarah bangsanya sendiri ke luar negeri,” kecam Arief.

Sebelumnya, lanjut Arief, pihak keraton, melalui almarhum Sultan Sepuh XIII sudah berupaya untuk mencegah hal ini dengan mengirimkan surat ke Presiden dan Kementerian Perikanan dan Kelautan, namun tidak digubris.

Padahal, katanya, pihak Keraton Kasepuhan Cirebon menyiapkan lahan seluas satu hektar untuk membangun cagar budaya untuk pelestarian harta karun yang diambil dari perairan Cirebon tersebut.

“Kami sudah terlalu banyak kehilangan benda-benda bersejarah yang dibawa ke luar negeri. Semestinya pemerintah bijak dan mempertahankan benda-benda cagar budaya tersebut,” imbuhnya.

Aksi pelelangan harta karun dari perairan Cirebon juga disampaikan budayawan Cirebon, Nurdin M Noer. Menurut Nurdin berbagai harta karun yang ditemukan di perairan Cirebon dan Subang termasuk sejarah peninggalan Kerajaan Cirebon.

Nurdin menjelaskan, sebagian besar wilayah Jabar, termasuk Subang, Karawang hingga Jayakarta pernah masuk ke dalam Kerajaan Cirebon. Karena itu, wajarlah jika masyarakat Cirebon, termasuk kalangan keraton di Cirebon mengklaim harta karun tersebut termasuk dalam perjalanan sejarah Kerajaan Cirebon.

Nurdin mengungkapkan, nilai sejarah dan budaya benda-benda purbakala tersebut bisa diturunkan dari generasi ke generasi kalau dilestarikan.

“Pelestarian artefak-artefak tersebut sebagai upaya penggalian jati diri bangsa, dan merupakan bukti perjalanan sejarah bangsa. Kalau benda-benda bersejarah tersebut dilelang, artinya kita sudah tidak menghargai sejarah,” tandasnya.

(Anton Suhartono)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement