YOGYAKARTA - UGM bersama Nara Institute of Science and Technology (Naist) Jepang, terus memperkuat dan memperluas kerja sama khususnya di bidang research (penelitian).
Hal ini ditandai dengan kunjungan delegasi Naist yaitu Dr Akira Isogai (President Naist), didampingi Dr Naotake Ogasawara (Director of the Center for Frontier Science), Mr Tadashi Saito (Coordinator of Industry-Government-Academia Collaboratorion Group) serta Ms Sachiko Lida (Lida Foods Corporation).
Kedatangan delegasi Naist diterima langsung oleh Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, M.Eng, Ph.D, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Dr Retno Sunarminingsih MSc Apt, Ketua LPPM UGM, Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc dan Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM, Dr. Rachmat Sriwijaya.
Dalam paparannya, Presiden Naist Dr Akira Isogai mengatakan kedatangan mereka ke UGM menindaklanjuti kerja sama yang sejak 2005 silam telah dilakukan dengan Fakultas Farmasi.
“Kerja sama dengan UGM telah dirintis sejak tahun 2005 khususnya dengan Fakultas Farmasi. Selain UGM, Naist juga telah bekerja sama dengan UI dan IPB,” ujar Akira, di UGM, Yogyakarta, Rabu (15/9/2010).
Akira menambahkan, selain dengan UGM, Naist juga telah bekerja sama dengan IPB dan UI.
Naist memiliki tiga fakultas, yakni Graduate school of Biological Science, Graduate school of Materials Science, serta Graduate school of Information Science.
Jumlah mahasiswa Naist hingga saat ini mencapai sekitar 1.039 orang serta telah meluluskan 4.883 lulusan S2 dan 955 lulusan S3.
“Di wilayah Asia tercatat ada 76 mahasiswa. Dari jumlah itu 15 orang berasal dari Indonesia,” imbuhnya.
Prestasi Naist kata Akira di tingkat regional maupun nasional prestasi terutama di bidang penelitian sejauh ini menempati posisi atas dibanding beberapa perguruan tinggi lain di Jepang maupun Asia.
Menanggapi kehadiran delegasi dari Naist tersebut, Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, M.Eng, Ph.D menyambut baik kemungkinan perluasan kerja sama ini.
Perluasan kerja sama memungkinkan dilakukan di luar Fakultas Farmasi, seperti dengan Fakultas MIPA, Teknik, Peternakan, Kedokteran, Pertanian, Teknologi Pertanian, Biologi serta beberapa program di sekolah Pascasarjana.
“UGM menyambut baik kemungkinan perluasan kerjasama di luar Farmasi, seperti bidang MIPA, Teknik, Kedokteran, Pertanian, hingga Teknologi Pertanian,” kata Sudjarwadi.
Ditambahkan Rektor, dengan terbukannya kemungkinan kerjasama UGM-Naist maka perlu segera ditunjuk person in charge (PIC) untuk mengelola kerja sama. Nantinya kata Sudjarwadi, mahasiswa UGM yang memiliki prestasi dan bakat di bidang akademik bisa dibimbing oleh dosen UGM-Naist sehingga memungkinkan untuk bisa melanjutkan studi S2 di Naist.
“Lulusan S1 kita yang berbakat dan berprestasi unggul jika nanti dibimbing oleh dosen UGM-Naist diharapkan mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di sana,” tambahnya.
(Rani Hardjanti)