Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PSSI Akui Berikan Undangan Final AFF ke Pejabat

Tri Kurniawan , Jurnalis-Kamis, 30 Desember 2010 |17:28 WIB
PSSI Akui Berikan Undangan Final AFF ke Pejabat
SBY dan sejumlah pejabat negara nonton pertandingan AFF 2010 (Foto: Abror/Setneg)
A
A
A

JAKARTA- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya mengakui memberikan sejumlah tiket pertandingan final ajang sepak bola piala AFF kelas VVIP dan VIP Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) ke sejumlah pejabat.

"Departemen atau Kementrian yang terkait dengan perkembangan sepak bola, yakni Kementrian Pemuda dan Olah raga, Kementrian Hukum dan HAM, Kementrian Tenaga Kerja, Kementrian Dalam Negeri, pejabat teras TNI dan Polri. Itu memang kita undang, tentu mereka tidak datang sendiri ada bagian lainnya yang kita undang, KONI juga," kata Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes kepada okezone di Jakarta, Kamis (30/12/2010).

Namun dia memperkirakan, tiket final piala AFF yang disebar ke sponsor dan lembaga pemerintah atau organisasi lainnya tidak mencapai 7.000 tiket. "Saya kira tidak sampai tujuh ribu," singkatnya.

Nugraha juga tidak bisa merinci, berapa banyak tiket final piala AFF yang diberikan kepada sponsor dan berapa kepada lembaga atau organisasi. Namun dia memperkirakan untuk sponsor tidak lebih dari lima puluh persen dari total tiket kelas VVIP dan VIP SUGBK.

"Jumlah yang disebar saya lupa, karena sponsor itu bukan satu dua tapi banyak tapi tidak sampai lebih dari lima puluh persen buat sponsor," katanya.

Agar tidak disebut gratifikasi, lanjutnya, PSSI mengundang bukan memberikan tiket kepada pejabat.

"Kita kan ada relasi kita mengundang pejabat, biar tidak disebut gratifikasi kita mengundang. Pejabat itu kan bayar pajak cukup banyak," jelasnya.

Hanya saja, dia menegaskan jika ada penyalahgunaan atas tiket tersebut bukan menjadi tanggung jawab PSSI.

"Kalau saya kasih ke you, terus nggak mau datang bukan urusan saya. Tapi memang ada royal boks yang memang harus orang tersebut yang datang harus nama dan jabatannya yang datang, kalau kita tahu bukan orangnya yang datang akan kita tegur secara baik-baik," tegasnya.

(Kemas Irawan Nurrachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement