JAKARTA - Komjen Pol Susno Duadji berupaya berpikir positif atas kematian mantan ajudannya, Brigadir Kepala Doni Rahmanto, dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
"Kita positive thinking saja dan berdoa semoga almarhum diterima," kata Susno di sela sidangnya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2011).
Susno menyerahkan kasus kecelakaan mantan ajudannya itu ke penyidik. Dia yakin penyidik akan bekerja secara profesional.
Mantan Kabareskrim Mabes Polri itu sendiri sudah mendengar kecelakaan yang menimpa mantan anak buahnya dari ajudannya, 15 menit setelah peristiwa kecelakaan itu.
"Dia anak yang sangat bagus dan baik. Begitu saya mendengar berita itu, saya kaget," katanya.
Brigadir Kepala Doni Rahmanto tewas dalam sebuah kecelakaan di Jalan Raya DI Panjaitan, Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur. Doni meninggal dunia setelah kendaraan Yamaha Mio B 6684 EDB yang dikendarainya tersungkur di pinggir jalan.
Kecelakaan ini menimbulkan berbagai dugaan. Kuat dugaan Doni menjadi korban tabrak lari yang diskenario. Pasalnya dia juga merupakan saksi meringankan bagi kasus yang sedang menjerat Susno.
Susno dianggap sebagai whistle blower yang mengungkap kebobrokan Mabes Polri. Salah satunya mengenai banyaknya mafia kasus. Susno sendiri kemudian menjadi tersangka atas kasus penggelapan dana Pilkada Jawa Barat.
Selain Doni, mantan Ajudan Susno lainnya juga tewas. Yakni Iptu Anjar Saputro. Anjar juga tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Salabenda-Bandara Atang Senjaja (ATS), Kampung Salabenda Pintu Air RT 3/5 Desa Parakanjaya, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, sekira pukul 16.45 WIB, Kamis 14 Oktober silam.
Anjar tewas saat sepeda motornya, Honda Supra X bernopol F 5480 DP out of control setelah berupaya menyalip angkutan umum, dan nahas terlindas kendaraan dari arah sebaliknya.
(Hariyanto Kurniawan)