Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tembak Osama, Bukti AS Tak Punya Etika Perang

K. Yudha Wirakusuma , Jurnalis-Selasa, 10 Mei 2011 |10:45 WIB
Tembak Osama, Bukti AS Tak Punya Etika Perang
A
A
A

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat barrack Obama mengatakan bahwa operasi militer yang dilakukan dalam sepekan mampu menewaskan pimpinan Al-Qaeda Osama bin Laden. Pengamat teroris Al- Chaidar menganggap kematian Osama bin Laden oleh Amerika  adalah tindakan yang pengecut, sebab Amerika disinyalir takut untuk menangkap Osama dalam keadaan hidup.

“Ya ini sebenarnya Amerika takut menangkap dan membawa Osama ke proses pengadilan hal ini membuktikan bahwa senjata lebih kuat dari hukum. Ini membuktikan Amerika tidak punya etika dalam berperang,” katanya saat berbincang dengan okezone, Selasa (10/5/2010).

Padahal jika Osama dapat ditangkap hidup-hidup dapat banyak informasi yang bisa di dapat. Seperti tudingan yang selama ini dialamatkan kepada Osama yaitu tentang penyerangan menara kembar WTC dan lain-lain.

Ia juga mengatakan saat pasukan Ameriaka menyerbu tempat persembunyian Osama, Osama tengah menderita sakit.

“Dikamarnya ada obat-obatan. Jadi dia sedang sakit dan diserang padahal bisa ditangkap hidup. Sakit Osama ginjal memang sudah lama di derita. Hal tersebut, juga terlihat dari wajahnya. Itu membuktikan Amerika tidak punya keberanian,” imbuhnya.

Osama, lanjutnya memang berada di tempat tersebut, karena sedang dalam masa perawatan. Jadi memang tidak di lengkapi dengan senjata.

Seperti yang diketahui Osama tewas dalam operasi militer yang dilakukan pasukan Amerika. Tewasnya Osama kemuadian di rayakan oleh warga Amerika Serikat. Seperti yang diketahui sejak insiden penyerangan terhadap menara kembar WTC tahun 2001, Osama di tuding sebagai orang di balik serangan yang menewaskan sekira 3000 orang. Sejak saat itu Amerika rajin memburu Osama.

(Hariyanto Kurniawan)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement