BANDUNG- Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menilai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat ini membutuhkan pemimpin yang bisa menyelamatkan partai Kakbah itu dari pentas politik nasional.
"Saya kira tipikal pemimpin yang mampu memaksimalkan potensi PPP yang bisa menyelamatkan partai ini dari ancaman hilang dari pentas politik nasional," ujar Burhanuddin saat dihubungi wartawan, Minggu (3/7/2011).
Disamping itu, kata Burhanuddin, kebutuhan PPP adalah sosok pemimpin yang bisa menyatukan partai.
"Sosok yang bisa menjadi pemersatu partai, menyinergikan seluruh kekuatan dan potensi PPP," kata dia.
Sebab sejak Pemilu 1999, PPP mengalami penurunan sangat drastis. Bahkan di DKI sendiri yang menjadi basis PPP, justru mengalami penurunan tajam dan memilih beralih ke partai lainnya.
"Kita lihat tren suara PPP selalu turun, pada pemilu 1999 sekira 10,7 persen, lalu 8 persen, dan sekarang 5 persen. Pada pemilu 2009, penurunan PPP merata di seluruh wilayah DKI Jakarta sebagai salah satu basis dan kantong mereka turun tajam antara 5-6 persen," imbuhnya.
Selain itu, penurunan suara di PPP sendiri tak lain disebabkan konflik internal berkepanjangan. Seandainya partai itu tak mampu menyatukan diri, maka PPP akan lenyap dari pentas politik nasional.
"PPP sering mengalami konflik internal meski tidak sampai pada perpecahan. PPP adalah fusi dari partai-partai Islam, kalau elemen-elemen (internal) ini tidak mampu disatukan, repot," tandas Burhanuddin.
Seperti diketahui, PPP akan melakukan Muktamar ke VII pada tanggal 3-7 di Bandung. Dalam Muktamar ini ada tiga kandidat yang akan bertarung memperebutkan kursi 1 PPP.
Mereka adalah Surya Dharma Ali yang juga menjabat sebagai ketua umum PPP periode 2007-2011. Ahmad Muqowam salah satu anggota DPR RI periode 2009-2014, dan Ahmad Yani yang juga anggota DPR RI Periode 2009-2011.
(Kemas Irawan Nurrachman)