WAINGAPU - Tradisi pacuan kuda tradisional selalu menarik perhatian warga Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Bahkan daya pikatnya memicu para pegawai negeri sipil (PNS) dan pelajar rela membolos.
Situasi di tribun dan sekitar arena pacuan kuda tradisional Sumba di lapangan Pacuan Kuda Rihi Eti, Prailiu, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Jumat (16/9/2011) ramai dipenuhi penonton. Warga berjejal menyaksikan kuda dengan joki ciliknya berpacu tanpa pelana.
Tidak sulit untuk mendapati penonton yang masih berseragam PNS. Tampak pula puluhan kendaraan dinas berupa sepeda motor dan mobil berpelat merah yang semestinya dipakai untuk membantu pelayanan masyarakat.
Salah seorang PNS yang juga pejabat teras di Pemkab Sumba Timur Charles Samapatty saat dimintai tanggapan, tidak membantah dirinya membolos.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumba Timur itu mengaku, sangat menyukai menonton pacuan kuda, selain sebagai bentuk apresiasi untuk melestartikan budaya Sumba.
Tidak hanya PNS, pelajar dari tingkat SD hingga SMA pun tampak berjejelan di tribun dan sekitar arena. Padahal di saat bersamaan, teman-teman mereka sedang berada di belakang meja sekolah.
Jika di tempat lain, Satpol PP menjadi ujung tombak dalam menertibkan para PNS dan anak sekolah yang melanggar jam kerja, tidak demikian di arena pacuan kuda. Satpol PP malah larut dalam keasyikan menikmati atraksi kuda dan para joki.
(Anton Suhartono)