Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mahasiswa Bunuh Diri, Rektor Ini Menolak Mundur

Hanna Meinita , Jurnalis-Rabu, 07 Desember 2011 |18:16 WIB
Mahasiswa Bunuh Diri, Rektor Ini Menolak Mundur
Image: corbis.com
A
A
A

SEOUL – Tahun ini merupakan tahun paling tidak terlupakan untuk Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST). Pada Januari, salah satu universitas negeri terbaik di Korea Selatan ini mendapati salah satu mahasiswanya bunuh diri dengan melompat.

Sepanjang tahun ini, KAIST memang dilanda kasus bunuh diri. Tercatat, empat mahasiswa ditemukan bunuh diri. Selain itu, pada April, seorang profesor yang menghadapi tuduhan menggelapkan dana penelitian kedapatan meninggal karena gantung diri.

Kematian ini menjadi pemicu konfrontasi antara Presiden KAIST, Suh Nam-Pyo, dan para pengajar di fakultas. Banyak pihak yang menyalahkan kebijakan Suh sebagai salah satu pemicu kasus bunuh diri. Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Asosiasi Profesor, lebih dari sepertiga pengajar atau 234 profesor mengatakan, Suh harus mengundurkan diri.

“Saya pikir langit tengah jatuh,” ujar Suh mengenang peristiwa meninggalnya empat mahasiswa KAIST. “Tapi terkadang, masa sulit seperti ini memang harus datang. Dalam beberapa hal, saya senang karena ini datang dan saya masih di sini sekarang,” jelasnya seperti dikutip dari Chronicle, Rabu (7/12/2011).

Pria berusia 75 tahun keturunan Korea-Amerika ini memang mengundang kontroversi sejak menjabat posisinya pada 2006. Pasalnya, pria lulusan kampus elit di Amerika, Massachusetts Institute of Technology (MIT) ini mereformasi sistem di kampusnya dengan sistem Amerika dan dianggap hanya membuat kampus terkurung dan stagnan.

Salah satu kebijakan Suh yang mengundang perdebatan adalah mewajibkan mahasiswa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Suh juga memperkenalkan sistem hukuman berupa denda.

Sistem ini memaksa mahasiswa dengan kinerja buruk harus membayar uang kuliah penuh sebesar USD6 ribu dalam setahun. Biasanya, pemerintah yang membayar keseluruhan biaya kuliah.

Kepala Asosiasi Profesor KAIST, Kyung Chong-Min mengatakan, kebijakan ini menekan para mahasiswa. “Adalah ide yang buruk mengajar semua kelas dalam bahasa Inggris. Ini menghalangi mata dan telinga para mahasiswa. Masalah Suh adalah dia tidak mau mendengarkan orang lain,” jelas Kyung.

Selain itu, Suh tidak berdiam diri. Sejak kasus bunuh diri bermunculan, kata Juru Bicara KAIST, “Kami telah menciptakan program yang disebut 'Sekolah Hidup Bahagia’, untuk membantu mahasiswa beradaptasi dengan lingkungan baru kehidupan kampus.” Dan meski sebagian besar jurusan eksakta di KAIST masih diajarkan dengan bahasa Inggris, jurusan sastra dan beberapa program lainnya telah kembali menggunakan bahasa Korea.

Suh juga menolak tuduhan telah mengambil keuntungan dari posisinya. Kyung menuduh Suh mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan hak paten atas dua proyek penelitian bergengsi di KAIST.

Suh menilai tuduhan ini sebagai omong kosong. “Saya tidak datang ke sini untuk menghasilkan uang. Jika uang yang menjadi tujuan, saya akan tetap tinggal di Amerika,” jelas Suh, yang kembali terpilih menjadi Presiden KAIST, tahun lalu.

Dia menolak tuduhan mengunakan namanya pada penemuan orang lain. “Ini semua dilakukan di bawah hukum dan peraturan KAIST,” jelasnya.

Mengenai kasus bunuh diri, Suh mengakui banyak kritikan agar dirinya lebih memperhatikan hal ini. Namun dia beralasan, Korsel merupakan salah satu negara dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia. Selain itu, tekanan yang diterima mahasiswa KAIST tidak sebanding dengan tekanan mahasiswa di Amerika.

Suh menolak untuk mengundurkan diri dan kembali ke Boston. “Saya berusaha membuat KAIST menjadi salah satu universitas terbaik di dunia. Dengan ukuran apa pun, kami telah melakukannya dengan baik. Tapi ada banyak tekanan, seperti gempa bumi atau gunung berapi. Kini, kami harus membersihkan kekacauan yang diciptakan oleh gunung berapi,” pungkasnya.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement