JAKARTA - Akar berbagai masalah yang mengantarkan Indonesia pada kegentingan darurat adalah kepemimpinan nasional.
Menurut Koordinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) M Tanri, krisis kepemimpinan Indonesia ini telah menimbulkan sikap semena-mena pemerintah dalam mengarahkan nasib bangsa.
"Melihat kondisi ini dibutuhkan, pihak-pihak lain untuk berperan sebagai pengontrol kuat pemerintahan," ujar Tanri di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (2/3/2012).
Dia menyebutkan, sebagai aliansi gerakan strategis dan taktis, BEM SI selalu menempatkan diri sebagai gerakan mahasiswa yang independen dan menjaga diri dari berbagai kepentingan elite politik negeri.
"BEM SI adalah oposisi permanen pemerintah. Maka BEM SI mengultimatum pemerintah untuk segera menyelamatkan kedaulatan bangsa dan negara. Sebab berbagai gejala yang menimpa Indonesia saat ini, membuat kita menuju fase revolusi," kata Tanri.
Untuk itu, lanjutnya, BEM SI mengajukan enam tuntutan kepada pemerintah. Tuntutan ini adalah hasil musyawarah nasional (munas) BEM SI di Universitas Lampung 27-29 Februari lalu. Munas kelima BEM SI ini dihadiri 67 universitas baik negeri maupun swasta dari berbagai wilayah di Nusantara.
Keenam tuntutan itu adalah; pertama, membatalkan rencana kebijakan penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL); kedua, memperjuangkan kesejahteraan rakyat dengan memperkuat basis-basis pangan dalam negeri dan memperbarui UU Minerba; dan ketiga, melakukan pemerataan pembangunan serta merevisi peraturan perimbangan dana pemerintah pusat dan daerah menjadi benar-benar berimbang secara bijak dan tepat.
BEM SI juga menolak bentuk liberalisasi di bidang pendidikan dan menuntut keterjangkauan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Tuntutan terakhir BEM SI adalah mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tetap fokus membongkar dan menuntaskan mega skandal korupsi Indonesia seperti kasus Wisma Atlet, Century, dan sebagainya," ujar Tanri menandaskan.
(Rifa Nadia Nurfuadah)